Jamkrindo

Etanol dari Molasses, Alternatif Energi Terbarukan yang Dapat Kurangi Impor Migas

Oleh Fathi pada 18 Jun 2021, 18:53 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Etanol dari molasses atau tetes tebu dapat dijadikan alternatif sumber energi terbarukan sebagai pengganti atau substitusi sumber bahan bakar minyak (BBM) energi fosil minyak bumi yang semakin menipis. Sebagian besar impor migas didominasi oleh impor BBM jenis gasolin dan minyak mentah.

Impor migas pada April 2021 mencapai US$2,0 miliar atau sekitar 12,5% dari total impor nasional (BPS, Mei 2021). Untuk itu, diperlukan pengembangan bahan bakar dari sumber energi terbarukan supaya dapat mengurangi impor migas.

PT ENERO, anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X di Mojokerto mengolah molasses menjadi etanol dengan tingkat kemurnian 99,5% sehingga sangat ramah lingkungan. Etanol tersebut juga memiliki angka oktan tinggi yaitu Research Octane Number (RON) sebesar 117, contohnya Pertamax Turbo mempunyai RON 98.

Pabrik ini dirancang khusus untuk memproduksi fuel grade etanol dengan kapasitas produksi 30 ribu kiloliter per tahun. Saat ini, produksi molasses PT ENERO berasal dari kebun tebu rakyat (98%) dan kebun sendiri (2%).

Perusahaan tersebut adalah satu-satunya produsen energi terbarukan yang berdedikasi untuk pengembangan etanol di Indonesia dengan berbasiskan molasses atau tetes tebu.

Etanol merupakan jenis utama dari alkohol yang mempunyai struktur CH3CH2OH, atau sering disingkat C2H5OH atau C2H6O. Ada beberapa senyawa alam yang mampu diolah untuk menghasilkan etanol, dan salah satunya dari molasses (sisa pengolahan industri gula).

Etanol produksi PT ENERO sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Filipina dan Singapura. Namun, semenjak terjadinya ledakan di tangki pabrik etanol pada 10 Agustus 2020 lalu, aktivitas produksi etanol di PT ENERO menurun drastis.

Pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, PT ENERO menjaga kelangsungan usahanya dengan memanfaatkan sisa produk etanol untuk memproduksi produk sampingan seperti hand sanitizer dan pupuk hayati.

Namun, karena pasar hand sanitizer sudah jenuh, maka pemasaran PT ENERO lebih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari instansi atau Pemkab Mojokerto, serta masyarakat setempat.

“Ke depannya, bisnis etanol akan lebih menarik para pelaku industri, serta dapat mendorong pemulihan perusahaan di masa pandemi dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” pungkas Andi Novianto, Deputi Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi yang diwakili Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia.

Tag Terkait