Jamkrindo

Survei: Kaum Perempuan Paling Terdampak Covid-19, Mengganggu Kesehatan Mental dan Emosional

Oleh Ahmad Kurniawan pada 24 Oct 2020, 06:50 WIB

Cobisnis.com - Survei bertajuk "Menilai Dampak Covid-19 terhadap Gender dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) di Indonesia" mengungkap bagaimana pandemi Covid-19 telah mengekspos kerentanan perempuan terhadap guncangan ekonomi dan memperdalam ketidaksetaraan yang sudah ada di Indonesia sejak sebelum pandemi, yang kemungkinan dapat membalikkan kemajuan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's).

"Laporan ini memperlihatkan dengan jelas bahwa perempuan terdampak secara tidak proporsional oleh pandemi," kata Jamshed Kazi, UN Women Representative for Indonesia and Liaison to ASEAN, mengomentari laporan hasil survei yang dirilis Jumat (23 Oktober 2020).

Data yang dikumpulkan dalam survei ini sangat penting untuk memastikan bahwa intervensi yang ada dirancang untuk perempuan, terutama bagi mereka yang merupakan kelompok rentan.

Data terbaru ini diharapkan dapat membantu Satgas Penanganan Covid-19, mitra-mitra pembangunan, serta sektor swasta di Indonesia dalam membuat keputusan untuk mendukung respons kuat terhadap Covid-19 agar dapat memenuhi kebutuhan perempuan dan anak perempuan, serta dalam mempromosikan upaya pemulihan yang cepat.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengingatkan betapa penting data yang tersedia untuk diolah demi kepentingan kaum perempuan dan anak-anak.

Survei mengenai dampak sosio-ekonomi dari pandemi Covid-19 terhadap kaum perempuan dan laki-laki ini diluncurkan melalui pesan SMS dengan tautan survei, yang disebar melalui jaringan Indosat Ooredoo selama bulan April dan Juli 2020 kepada pengguna ponsel yang dipilih secara acak.

"Penyediaan data yang komprehensif terkait sejauh mana pandemi Covid-19 berdampak terhadap gender dan pencapaian SDGs di Indonesia sangat diperlukan untuk menentukan arah kebijakan ke depan yang lebih responsif dan efektif," kata I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Metode ini juga menunjukkan betapa pentingnya teknologi untuk mengumpulkan data secara cepat dalam mendapatkan bukti-bukti untuk memahami dampak COVID-19 di Indonesia secara lebih baik, serta menjadi sumber informasi dalam pembuatan kebijakan.

Beberapa beberapa temuan yang digali dari hasil laporan survei:

1. Perempuan di Indonesia banyak bergantung dari usaha keluarga, tetapi 82% dari mereka mengalami penurunan dalam sumber pendapatan. Meskipun 80% laki-laki juga mengalami penurunan serupa, bukti menunjukkan bahwa laki-laki mendapatkan keuntungan dari sumber pendapatan yang lebih luas.

2. Sejak pandemi, 36% perempuan, dibandingkan dengan 30% laki-laki pekerja informal harus mengurangi waktu kerja berbayar mereka.

3. Pembatasan sosial telah membuat pekerjaan rumah tangga tak berbayar menjadi layanan dasar penting, tetapi perempuan memikul beban terberat: 69% perempuan dan 61% laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga tak berbayar. Demikian pula, 61% menghabiskan lebih banyak waktu untuk kerja pengasuhan tak berbayar, dibandingkan dengan 48% laki-laki.

4. Covid-19 telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan secara tidak proporsional dengan 57% perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan, dibandingkan dengan 48% laki-laki. Meningkatnya beban pekerjaan rumah tangga dan kerja pengasuhan, kecemasan karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta efek pembatasan pergerakan terhadap kekerasan berbasis gender dapat menjadi faktor penyebab.

"Kami berharap beberapa temuan utama dari laporan ini akan memfasilitasi diskusi antara berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan respon Covid-19 yang efektif untuk kelompok yang paling rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan di Indonesia," kata Director and Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha.

Tag Terkait