Jamkrindo

Alasan Jake Paul Bertarung Lawan Mantan Juara Dunia Kelas Berat Anthony Joshua

Oleh Zahra Zahwa pada 20 Dec 2025, 05:40 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pertarungan profesional antara Jake Paul dan mantan juara dunia kelas berat Anthony Joshua adalah skenario yang hampir mustahil dibayangkan, bahkan lima tahun lalu. Namun, takdir membawa dua figur yang berasal dari dunia sangat berbeda ini bertemu di atas ring tinju di Miami pada Jumat malam.

Pada 2020, Anthony Joshua masih berada di puncak kejayaannya sebagai raja kelas berat dunia. Ia baru saja merebut kembali gelar juara dunia dari Andy Ruiz Jr. dan mempertahankannya dengan kemenangan telak atas penantang asal Bulgaria, Kubrat Pulev. Di saat yang sama, Jake Paul baru menjalani debut profesionalnya di dunia tinju, seiring fenomena tinju YouTuber mulai mencuri perhatian publik.

Paul meraih kemenangan pertamanya melawan sesama YouTuber, Ali Eson Gib. Meski menunjukkan potensi, laga tersebut berlangsung melawan lawan yang tidak konvensional. Saat itu, karier Joshua dan Paul seolah berada di dua dunia yang sama sekali berbeda. Namun, dalam putaran tak terduga, keduanya kini bersiap bertemu dalam duel besar yang akan berlangsung di Kaseya Center, Miami.

Pertarungan ini dijadwalkan berlangsung dalam format profesional yang disahkan Komisi Atletik Florida. Laga utama akan terdiri dari delapan ronde berdurasi tiga menit, dengan kedua petinju menggunakan sarung tangan 10 ons. Acara ini akan disiarkan secara eksklusif melalui Netflix, yang terus memperluas kiprahnya di ranah olahraga langsung. Sebelumnya, Netflix menayangkan laga Jake Paul melawan Mike Tyson yang ditonton lebih dari 100 juta penonton secara global.

Bagi Jake Paul, pertarungan ini adalah puncak dari ambisinya di dunia tinju. Selama lima tahun terakhir, ia berlatih intensif di Puerto Rico dan secara perlahan meningkatkan kualitasnya sebagai petinju profesional. Meski memiliki rekor 12 kemenangan dan satu kekalahan, catatan tersebut dinilai tidak sepenuhnya mencerminkan kualitasnya karena sebagian besar lawannya adalah mantan petarung UFC yang telah melewati masa puncak. Satu-satunya kekalahan Paul terjadi saat menghadapi petinju profesional murni, Tommy Fury.

Di sisi lain, Anthony Joshua datang dengan status legenda tinju Inggris. Mantan juara dunia terpadu dua kali ini juga peraih emas Olimpiade, namun pada usia 36 tahun, banyak pihak menilai ia telah melewati masa keemasannya. Kekalahannya dari Daniel Dubois pada 2024 memunculkan pertanyaan besar tentang kelanjutan kariernya. Meski begitu, tawaran duel melawan Jake Paul dianggap terlalu menggiurkan untuk ditolak, baik dari sisi finansial maupun eksposur pasar Amerika Serikat.

Jake Paul, dengan kepercayaan diri khasnya, mengklaim mampu mengalahkan Joshua meski secara fisik kalah jauh. Ia menilai laga ini tidak sepihak seperti yang dibayangkan banyak orang dan percaya kekuatan pukulannya dapat menjadi pembeda. Keyakinan tersebut memicu perdebatan, bahkan kekhawatiran soal keselamatan Paul, mengingat perbedaan ukuran dan pengalaman yang ekstrem.

Joshua sendiri menanggapi laga ini dengan sikap serius dan intens. Ia berjanji akan mengakhiri pertarungan lebih awal dan menepis anggapan adanya kesepakatan khusus untuk “mengalah.” Dalam pernyataan yang menuai sorotan, Joshua menegaskan bahwa targetnya bukan hanya menang secara fisik, tetapi juga menjatuhkan Paul secara mental dan spiritual di atas ring.

Yang dipertaruhkan dalam duel ini bukan hanya puluhan juta dolar, tetapi juga kredibilitas tinju profesional. Banyak pihak menilai Joshua harus menang meyakinkan demi menjaga marwah olahraga ini. Sementara bagi Jake Paul, laga ini adalah kesempatan emas untuk kembali mengguncang dunia tinju. Meski peluangnya kecil, elemen ketidakpastian inilah yang diyakini akan menarik jutaan pasang mata ke layar pada malam pertarungan di Miami.