JAKARTA, Cobisnis.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mentargetkan sebanyak 66 perusahaan tercatat melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dan 2 juta investor pasar modal pada 2025.
“Untuk saham targetnya adalah 66 IPO baru dengan target jumlah investor 2 juta investor baru di tahun depan,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 30 Desember.
Disisi lain, Iman menyampaikan jumlah initial public offering pada 2024 mencapai 41 atau turun jika dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 79 IPO.
Untuk diketahui sepanjang periode 2019 hingga 2024 pasar saham domestik telah sebanyak 943 perusahaan tercatat. Dengan rinciannya pada 2019 sebanyak 55 perusahaan, pada 2020 sebanyak 51 perusahaan, pada 2021 sebanyak 54 perusahaan, pada 2022 sebanyak 59 perusahaan, pada 2023 sebanyak 79 perusahaan dan 2024 sebanyak 41 perusahaan. Meski demikian dalam pipeline di 2024 masih terdapat 21 perusahaan calon tercatat.
"Kalau kita bicara pencatatan saham baru, untuk IPO tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu. Namun, di pipeline masih ada 21 calon perusahaan tercatat," jelasnya.
Selain dari segi jumlah perusahaan IPO, Iman menambahkan penurunan juga terjadi dari jumlah dana IPO yang dihimpun saat ini mencapai Rp14,3 triliun dibandingkan pada tahun lalu sebesar Rp54,1 triliun.
Selain itu, jumlah investor saham juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, mencapai 14,8 juta investor. Jumlah investor itu mengalami peningkatan lebih dari 2,5 juta investor di tahun ini.
Disisi lain, Iman menjelaskan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 27 Desember 2024 ke level 7.036,57 atau turun 3,25 persen secara year to date (ytd).
Meski begitu, Iman menjelaskan, IHSG sempat mencatatkan rekor tertingginya atau all time high pada 19 September 2024 di level 7.905 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.200 triliun.
"Namun, yang menarik adalah bahwa di tahun ini pada tanggal 19 September 2024 kita pernah mencapai all time high, yaitu 7.905. Jadi kalau kita bicara market cap, 7.905 itu telah tembus Rp13.200 triliun. Jadi kalau kita lihat 7.000 itu Rp12.264 triliun maka kita pernah mencapai tembus lebih dari Rp13.000 triliun," bebernya.
“Untuk saham targetnya adalah 66 IPO baru dengan target jumlah investor 2 juta investor baru di tahun depan,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 30 Desember.
Disisi lain, Iman menyampaikan jumlah initial public offering pada 2024 mencapai 41 atau turun jika dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 79 IPO.
Untuk diketahui sepanjang periode 2019 hingga 2024 pasar saham domestik telah sebanyak 943 perusahaan tercatat. Dengan rinciannya pada 2019 sebanyak 55 perusahaan, pada 2020 sebanyak 51 perusahaan, pada 2021 sebanyak 54 perusahaan, pada 2022 sebanyak 59 perusahaan, pada 2023 sebanyak 79 perusahaan dan 2024 sebanyak 41 perusahaan. Meski demikian dalam pipeline di 2024 masih terdapat 21 perusahaan calon tercatat.
"Kalau kita bicara pencatatan saham baru, untuk IPO tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu. Namun, di pipeline masih ada 21 calon perusahaan tercatat," jelasnya.
Selain dari segi jumlah perusahaan IPO, Iman menambahkan penurunan juga terjadi dari jumlah dana IPO yang dihimpun saat ini mencapai Rp14,3 triliun dibandingkan pada tahun lalu sebesar Rp54,1 triliun.
Selain itu, jumlah investor saham juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, mencapai 14,8 juta investor. Jumlah investor itu mengalami peningkatan lebih dari 2,5 juta investor di tahun ini.
Disisi lain, Iman menjelaskan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 27 Desember 2024 ke level 7.036,57 atau turun 3,25 persen secara year to date (ytd).
Meski begitu, Iman menjelaskan, IHSG sempat mencatatkan rekor tertingginya atau all time high pada 19 September 2024 di level 7.905 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.200 triliun.
"Namun, yang menarik adalah bahwa di tahun ini pada tanggal 19 September 2024 kita pernah mencapai all time high, yaitu 7.905. Jadi kalau kita bicara market cap, 7.905 itu telah tembus Rp13.200 triliun. Jadi kalau kita lihat 7.000 itu Rp12.264 triliun maka kita pernah mencapai tembus lebih dari Rp13.000 triliun," bebernya.