JAKARTA, Cobisnis.com – Arman Zebua menjadi salah satu sosok kunci dalam upaya penyelamatan warga saat longsor dan banjir bandang melanda Desa Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Di tengah situasi terjepit antara longsor dan luapan sungai, Arman menuntun 52 warga mencari jalan selamat ke dalam hutan.
Bencana bermula pada Sabtu, 22 November 2025, ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak dini hari. Warga awalnya mengungsi ke gereja yang berada di dataran lebih tinggi, sebelum akhirnya longsor dari perbukitan menghantam bagian belakang bangunan dan air sungai meluap hingga setinggi hampir satu meter.
Dalam kondisi panik dan terisolasi, Arman mengambil keputusan berisiko dengan memimpin warga masuk ke kawasan hutan. Ia berjalan paling depan, memeriksa kontur tanah dengan insting dan pengalaman, memastikan jalur yang dilalui tidak berada di jalur longsoran susulan.
Perjalanan berjam-jam di tengah hujan membuat warga kelelahan dan kelaparan. Selama satu hari penuh, mereka bertahan tanpa makanan dan hanya mengandalkan air hujan untuk minum. Kondisi ini mendorong Arman turun seorang diri mencari sumber pangan di area terdampak longsor.
Dari upaya tersebut, Arman menemukan buah nangka dan durian muda yang tersapu banjir. Dengan bantuan beberapa warga, bahan pangan itu dibawa ke lokasi pengungsian dan dibagi rata untuk mempertahankan kondisi fisik para pengungsi.
Tekad Arman tak berhenti di situ. Ia kembali menuruni bukit untuk mencari bantuan ke pemukiman terdekat. Dalam prosesnya, ia sempat terperosok ke lumpur dan hampir terseret arus sungai selebar sekitar 30 meter dengan arus deras.
Dengan sisa tenaga, Arman berhasil keluar dari lumpur dan menghanyutkan diri mengikuti arus agar dapat menyeberang ke sisi sungai yang lebih aman. Upaya ini membawanya bertemu warga lain yang kemudian membantu mengumpulkan logistik berupa beras.
Sebanyak tiga karung beras berhasil diperoleh dan dimasak secara terbatas sebelum dibawa kembali ke lokasi pengungsian menggunakan tali melintasi sungai. Langkah ini memastikan seluruh pengungsi memiliki asupan makanan sebelum evakuasi lanjutan dilakukan.
Keesokan harinya, Arman bersama sejumlah pemuda membangun jembatan darurat dari bambu untuk membantu warga menyeberang sungai. Dengan tambahan tali pengaman, satu per satu warga berhasil dievakuasi dengan selamat.
Total 52 orang berhasil keluar dari zona bencana berkat kepemimpinan dan keberanian Arman. Namun, pascabencana, Arman dan keluarganya kehilangan tempat tinggal setelah kampung mereka tertimbun material longsor.
Berdasarkan data BPBD Sumatra Utara, bencana di wilayah tersebut menyebabkan 360 orang meninggal dunia, 79 orang hilang, 2.284 orang luka-luka, dan lebih dari 21.800 warga mengungsi. Pemerintah dan relawan masih terus menyalurkan bantuan serta membuka akses ke wilayah terdampak.