JAKARTA, Cobisnis.com – Pasar aset kripto global mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (16/12/2025). Harga Bitcoin turun tajam dan menyeret sejumlah aset digital utama ke zona koreksi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin (BTC) melemah 4,44 persen dalam 24 jam terakhir. BTC turun dari level tertingginya di US$89.945 ke posisi US$85.595 atau sekitar Rp1,42 miliar.
Jika dilihat secara mingguan, tekanan harga terlihat lebih dalam. Bitcoin tercatat turun 4,79 persen setelah sempat menyentuh level US$94.350 atau sekitar Rp1,54 miliar pekan lalu.
Koreksi ini mencerminkan sikap hati-hati investor di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pelaku pasar cenderung menahan posisi sambil menunggu kejelasan arah kebijakan moneter Amerika Serikat.
Tekanan tidak hanya terjadi pada Bitcoin. Ethereum (ETH) turut melemah 6,88 persen dalam 24 jam terakhir, turun dari level US$3.171 ke US$2.909 per koin.
Sementara itu, Binance Coin (BNB) tercatat turun 4,16 persen dari posisi tertingginya di US$892,44 ke level US$852,34. Solana (SOL) juga mengalami koreksi 4,61 persen.
Analis menilai pelemahan ini dipicu oleh sentimen makroekonomi global. Investor masih menanti rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dinilai krusial bagi arah pasar keuangan.
Data yang ditunggu mencakup Indeks Harga Konsumen, penjualan ritel, klaim pengangguran, hingga konsumsi rumah tangga. Data tersebut akan menjadi indikator tekanan inflasi dan arah suku bunga.
Ketidakpastian tersebut membuat aset berisiko, termasuk kripto, cenderung mengalami tekanan jual. Investor memilih strategi wait and see sambil menjaga likuiditas.
Meski terkoreksi, pelaku pasar menilai volatilitas masih akan berlanjut hingga ada kepastian arah kebijakan ekonomi global. Pasar kripto diperkirakan tetap sensitif terhadap rilis data makro dalam waktu dekat.