Jamkrindo

Dari Sheila on 7 Sampai Nadin Amizah, Evolusi Musik Pop Indonesia 2000-an hingga Sekarang

Oleh Desti Dwi Natasya pada 11 Oct 2025, 07:36 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Musik pop Indonesia selalu jadi cermin dari zamannya. Dari era awal 2000-an sampai sekarang, pop tanah air udah melewati banyak fase menarik—mulai dari dominasi band mellow sampai munculnya musisi independen dengan lirik yang lebih personal. Evolusi ini bukan cuma soal tren, tapi juga soal cara anak muda Indonesia mengekspresikan perasaan lewat musik.

Di awal 2000-an, band pop romantis kayak Sheila on 7, Padi, SamsonS, dan Dewa 19 lagi ada di puncak popularitas. Lagu-lagu mereka identik dengan tema cinta sederhana, aransemen ringan, dan lirik yang gampang nyangkut di kepala. Radio dan TV jadi medium utama buat promosi, dan hampir semua orang bisa hafal bait pembuka lagu-lagu mereka.

Masuk ke pertengahan 2000-an, muncul era pop melayu yang dibawa sama band-band kayak ST12, Wali, dan Kangen Band. Musik pop jadi lebih emosional dengan nuansa melayu yang kuat, disertai lirik patah hati yang bikin baper. Walau sering diremehkan, genre ini justru sukses menjangkau pasar luas dan ngebentuk karakter unik pop Indonesia.

Sekitar 2010-an, dunia digital mulai ngubah segalanya. YouTube dan media sosial bikin musisi independen atau indie pop mulai naik daun. Nama-nama kayak Payung Teduh, Banda Neira, dan Danilla muncul dengan warna musik yang lebih lembut dan eksperimental. Pendengar jadi lebih bebas memilih musik di luar arus utama.

Perkembangan terus berlanjut ketika muncul generasi baru di akhir 2010-an. Musisi muda seperti Nadin Amizah, Hindia, Ardhito Pramono, dan Pamungkas menghadirkan pop introspektif dengan lirik yang lebih jujur dan personal. Gaya mereka lebih santai tapi tetap emosional, sejalan dengan selera Gen Z yang suka hal-hal autentik dan relatable.

Sekarang, musik pop Indonesia makin beragam. Dari pop elektronik ala Weird Genius, pop R&B kayak Tiara Andini, sampai pop alternatif seperti Dere dan Sal Priadi, semuanya hidup berdampingan di ekosistem musik yang lebih terbuka. Platform streaming juga bikin musisi lokal punya peluang besar dikenal sampai mancanegara.

Menariknya, pendengar sekarang lebih menghargai karya dari berbagai genre. Pop nggak lagi cuma soal lagu cinta mainstream, tapi juga medium buat menyampaikan pesan sosial, keresahan pribadi, atau nostalgia masa muda. Evolusinya mencerminkan perubahan cara masyarakat Indonesia memandang musik sebagai bagian dari identitas mereka.

Jadi, bisa dibilang musik pop Indonesia terus berevolusi tanpa kehilangan jati dirinya. Dari lirik manis era 2000-an sampai eksplorasi artistik masa kini, pop Indonesia tetap punya satu benang merah: jadi suara hati generasi yang hidup di zamannya.