JAKARTA, Cobisnis.com – Bicara soal ambisi luar angkasa, Elon Musk memang nggak main-main. Melalui perusahaan SpaceX, Musk berhasil menciptakan roket paling canggih di dunia tapi juga paling mahal. Satu kali peluncuran roketnya bisa menelan biaya sampai miliaran dolar AS.
Dari laporan berbagai sumber, biaya peluncuran roket SpaceX, terutama seri Falcon Heavy, bisa mencapai US$90 juta atau sekitar Rp1,7 triliun per sekali terbang. Angka itu belum termasuk riset, tenaga ahli, dan sistem pendukung di darat yang juga menyedot dana besar.
Meski mahal, biaya itu masih jauh lebih efisien dibanding proyek luar angkasa konvensional. Sebagai perbandingan, peluncuran roket NASA bisa menembus US$2 miliar. Di sinilah Musk dianggap berhasil menekan ongkos dengan inovasi reusable rocket atau roket yang bisa dipakai ulang.
Konsep itu memungkinkan bagian roket kembali ke Bumi dan digunakan lagi untuk misi berikutnya. Ide ini bukan cuma revolusioner, tapi juga bikin dunia teknologi antariksa berpikir ulang soal efisiensi biaya eksplorasi.
Elon Musk sendiri pernah bilang kalau tujuannya bukan cuma soal bisnis, tapi untuk “menjadikan manusia spesies multiplanet.” Ambisi itu terdengar gila, tapi hasilnya sudah kelihatan: SpaceX sekarang jadi perusahaan swasta pertama yang bisa kirim kru NASA ke ISS.
Selain itu, biaya tinggi yang dikeluarkan SpaceX justru membuka lapangan kerja besar di sektor teknologi dan manufaktur. Efek ekonominya dirasakan dari Amerika sampai negara lain yang ikut jadi pemasok suku cadang.
Secara industri, SpaceX juga memicu kompetisi ketat. Perusahaan seperti Blue Origin dan Rocket Lab ikut berlomba menyaingi efisiensi peluncuran Musk. Persaingan ini akhirnya bikin biaya antariksa global makin kompetitif dan inovasi makin cepat.
Sementara itu, banyak analis menilai langkah Musk bukan cuma soal eksplorasi, tapi juga branding power. SpaceX sukses membangun citra sebagai simbol inovasi masa depan yang menembus batas sains dan ekonomi modern.
Namun di balik semua itu, risiko finansial tetap besar. Gagal sekali luncur bisa berarti kerugian ratusan juta dolar. Tapi buat Musk, kegagalan adalah bahan bakar untuk sukses berikutnya.
Dengan biaya fantastis dan mimpi gila itu, Elon Musk terus meluncurkan roket demi satu tujuan besar: membuka jalan buat manusia tinggal di Mars suatu hari nanti.