Jamkrindo

Gotong Royong: Warisan Budaya Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu

Oleh Desti Dwi Natasya pada 06 Oct 2025, 13:07 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Gotong royong telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman nenek moyang. Konsep ini menggambarkan semangat bekerja sama dan saling membantu tanpa pamrih demi kebaikan bersama. Dalam budaya Nusantara, gotong royong bukan hanya tindakan sosial, tetapi juga bentuk solidaritas yang mempererat hubungan antarwarga.

Nilai gotong royong dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, meskipun dengan istilah yang berbeda-beda. Misalnya, masyarakat Jawa menyebutnya “sambatan,” sedangkan di Bali dikenal dengan “ngayah.” Meskipun istilahnya beragam, maknanya tetap sama: bekerja bersama untuk kepentingan bersama.

Gotong royong juga menjadi salah satu wujud nyata dari falsafah Pancasila, terutama sila ketiga, “Persatuan Indonesia.” Melalui gotong royong, masyarakat belajar menghargai perbedaan dan memperkuat rasa persaudaraan. Nilai ini menjadi perekat yang menjaga harmoni sosial di tengah keragaman bangsa.

Dulu, kegiatan gotong royong sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membangun rumah, membersihkan lingkungan, atau menyiapkan acara adat. Semua dilakukan dengan semangat sukarela, tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini mencerminkan budaya saling peduli dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Namun, di era modern seperti sekarang, nilai gotong royong mulai mengalami pergeseran. Individualisme dan gaya hidup serba digital membuat sebagian orang lebih fokus pada urusan pribadi. Meski begitu, semangat gotong royong tetap bisa dijaga dengan cara berbeda, seperti melalui kolaborasi komunitas atau aksi sosial bersama.

Gotong royong juga terbukti memiliki dampak positif bagi pembangunan daerah. Dengan bekerja bersama, beban menjadi lebih ringan, dan hasil yang dicapai pun lebih cepat serta efisien. Prinsip ini masih diterapkan dalam berbagai kegiatan masyarakat, seperti kerja bakti atau program desa mandiri.

Selain mempererat hubungan sosial, gotong royong juga menumbuhkan rasa empati dan tanggung jawab terhadap sesama. Ketika seseorang membantu tanpa diminta, hal itu menumbuhkan kepercayaan dan rasa saling menghargai dalam masyarakat.

Pemerintah pun terus mendorong penerapan nilai gotong royong melalui berbagai program sosial dan kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan bahwa gotong royong bukan hanya tradisi masa lalu, tetapi juga fondasi penting untuk membangun masa depan bangsa.

Secara keseluruhan, gotong royong sebagai warisan budaya Nusantara merupakan simbol persatuan, kebersamaan, dan kepedulian. Nilai ini perlu terus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan modern agar semangat kebersamaan bangsa Indonesia tetap hidup di setiap generasi.