Jamkrindo

Harga Emas di Bawah Tekanan Data Ekonomi AS, Tren Bearish Menguat

Oleh Saeful Imam pada 03 Sep 2024, 21:00 WIB

Emas menurun tajam, tapi masih diburu investor

JAKARTA, COBISNIS.COM - Harga emas spot diperkirakan akan kembali tertekan akibat pengaruh data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS). Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, memperkirakan harga emas bisa turun hingga ke level US$ 2.480 per ons troy.

Nugraha menyatakan bahwa indikator teknikal menunjukkan tren bearish yang semakin kuat di pasar emas. Berdasarkan analisisnya, harga emas kemungkinan besar akan bergerak turun menuju level US$ 2.480 per ons troy.

Menurutnya, indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bearish masih mendominasi pasar emas. Jika tekanan jual terus berlanjut, maka harga emas kemungkinan besar akan menyentuh level tersebut.

Sentimen pasar terhadap emas juga dipengaruhi oleh data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang dirilis pada 30 Agustus. Data ini menunjukkan inflasi tahunan naik sebesar 2,6%, sedikit lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,7%, namun tidak cukup kuat untuk mendorong harga emas ke level tertinggi baru.

Meski data PCE menunjukkan inflasi yang terkendali, harga emas tidak mampu mempertahankan kenaikannya. Hal ini menandakan bahwa data tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga emas.

Kenaikan tipis pada indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya juga menjadi salah satu faktor yang menekan pergerakan emas. Pada 30 Agustus, indeks dolar naik ke level 101,79, menunjukkan bahwa permintaan terhadap dolar AS masih cukup kuat.

Nugraha juga mencatat bahwa ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas. Peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25bps lebih mungkin terjadi dengan peluang 67%, sementara pemangkasan sebesar 50bps diperkirakan hanya sebesar 33%.

Libur umum di AS pada 2 September juga diperkirakan akan memperlambat aktivitas pasar, termasuk pergerakan dolar dan emas. Namun, data ekonomi penting seperti non-farm payroll (NFP) yang akan dirilis pada 6 September diperkirakan akan mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed dan, pada akhirnya, harga emas.

Nugraha juga memperingatkan bahwa jika harga emas gagal menembus support di level US$ 2.480 per ons troy, ada kemungkinan terjadi rebound. Harga emas bisa kembali naik ke level resistance kunci di US$ 2.512 per ons troy.