JAKARTA, Cobisnis.com – PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa terus memperkuat komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mendorong penerapan inisiatif karbon biru di kawasan industri yang dikelolanya. Program ini sejalan dengan agenda Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memperkuat ekosistem karbon biru nasional, sekaligus menjadi langkah konkret mitigasi perubahan iklim yang berdampak ekonomi dan sosial.
Komitmen tersebut disampaikan Direktur Utama Holding BUMN Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi, dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Karbon Biru dan Land Value Capture for Sustainable Coastal Development: Global Best Practices and Challenges” yang diselenggarakan oleh KKP di Bandung, Kamis (16/10). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kemitraan strategis antara KKP dan Danareksa dalam penyusunan kebijakan pengembangan serta peningkatan kapasitas kawasan pesisir di Pantai Utara Jawa.
Menurut Yadi, integrasi konsep karbon biru menjadi bagian penting dalam strategi Danareksa untuk mengembangkan kawasan industri hijau yang berorientasi pada keberlanjutan. Kolaborasi dengan KKP akan difokuskan pada upaya konservasi dan rehabilitasi di wilayah pesisir, yang diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Sebagai langkah konkret, tiga perusahaan anggota Holding BUMN Danareksa akan terlibat langsung dalam penerapan inisiatif ini, yakni PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), dan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
“Melalui pendekatan karbon biru, kami ingin memperkuat komitmen menuju Net Zero Emission, menarik minat investasi global, membuka peluang green funding, memberdayakan masyarakat pesisir dalam kegiatan konservasi, sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru dari carbon credit,” ujar Yadi.
Karbon biru sendiri merujuk pada karbon yang tersimpan dalam ekosistem laut dan pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan rawa payau, yang mampu menyerap dan menyimpan CO₂ dalam jumlah besar, baik pada tumbuhan maupun sedimen dasar laut.
Lebih lanjut, Yadi menegaskan bahwa pengembangan kawasan industri di lingkungan Holding BUMN Danareksa ke depan akan mengarah pada ekonomi sirkular, pemanfaatan energi terbarukan, dan integrasi proyek karbon biru dalam tata kelola kawasan.
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi mewujudkan implementasi karbon biru di kawasan industri, agar inisiatif ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional dan masyarakat sekitar, sesuai dengan semangat Asta Cita,” tutup Yadi.