JAKARTA, Cobisnis.com – Torehan kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang tumbuh impresif berkelanjutan tak terlepas dari strategi transformasi yang konsisten dan berkesinambungan, khususnya digitalisasi layanan perbankan syariah yang terus diperkuat Perseroan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menekankan, transformasi digital menjadi salah satu pilar utama strategi BSI merealisasikan visi dan misi menjadi bank syariah yang universal, modern, dan digital. Transformasi digital menjadi hal yang sangat penting dan tak terhindarkan guna mendorong kinerja BSI agar terus tumbuh impresif.
“Sejumlah inisiatif dalam kerangka transformasi digital telah dihadirkan oleh BSI, mulai dari penguatan digitalisasi layanan, peningkatan keamanan siber hingga merealisasikan pengembangan mobile banking BSI menjadi sebuah super app,” kata Hery disela-sela Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024 yang mengangkat tema Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah Membangun Negeri yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Banda Aceh, Aceh.
Hery menyebut, saat ini sudah masuk era ‘banking everywhere’, di mana siklus kehidupan sejak bangun tidur hingga mau tidur tidak lepas dari layanan perbankan digital. Oleh karena itu dengan transformasi digital, BSI mampu memaksimalkan penggunaan teknologi sehingga layanan perbankan syariah dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.
Terutama bagi masyarakat yang belum terlayani perbankan. Menurutnya transformasi digital yang dilakukan secara konsisten dan terarah akan mendorong percepatan pertumbuhan untuk merealisasikan aspirasi Perseroan.
Keberhasilan transformasi itu berdampak signifikan pada efisiensi operasional dan kepuasan nasabah karena akses yang lebih mudah dan cepat terhadap layanan perbankan digital. Digitalisasi layanan seperti BSI Mobile, QRIS, dan jaringan ATM/CRM telah memperluas jangkauan dan mempermudah transaksi bagi nasabah BSI.
“BSI berkomitmen untuk terus berinovasi, memperkuat transformasi agar tumbuh berkelanjutan, dan memberi manfaat sebagai beyond digital sharia banking dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Transformasi ini memperkuat posisi BSI sebagai motor kemajuan dalam industri keuangan syariah Indonesia, mendorong kami untuk terus menjadi energi baru bagi Indonesia,” ujarnya.
Pertumbuhan jumlah nasabah BSI pun signifikan, yang telah mencapai lebih dari 20 juta hingga Juni 2024. Adapun rata-rata pertumbuhan sekitar 2 juta nasabah setiap tahunnya. Sementara itu BSI Mobile sudah memiliki 7,12 juta nasabah per Juni 2024. Jumlah itu tumbuh 33,9% secara tahunan.
BSI mencatat sekitar 97,9% nasabah Perseroan sudah menggunakan layanan digital Perseroan untuk melakukan transaksi keuangan. Dalam hal pembukaan rekening, sebanyak 94,4% calon nasabah melakukan pembukaan rekening secara online melalui BSI Mobile.
Untuk transaksi digital lewat QRIS, per Juni 2024 BSI mencatatkan kenaikan 212% secara tahunan (yoy) dengan jumlah 14,13 juta transaksi. Sedangkan untuk transaksi QRIS Masjid mengalami kenaikan sebesar 165% (yoy) dengan jumlah 14,42 juta transaksi.
Di sisi lain, BSI membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024. Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 20,28% secara tahunan. Melalui raihan tersebut, Perseroan menorehkan pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia.
BSI juga mencatatkan pertumbuhan aset dalam tiga tahun terakhir mencapai 48% sejak 2020 hingga Desember 2023. Sedangkan pada kuartal II tahun 2024, BSI berhasil menorehkan aset sebesar Rp360,85 triliun.
Sehingga untuk kinerja aset, BSI saat ini berada di posisi ke 6 di Indonesia dan menjadikan BSI leader di medium size bank. Hal ini menunjukkan bahwa BSI mampu berkembang secara pesat guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini karena transformasi yang ditempuh berhasil menjaga performa rasio keuangan DPK (dana pihak ketiga), pembiayaan, efisiensi beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI,” pungkas Hery.
Sebagai informasi, selama kurun waktu tiga tahun sejak 2021-2023, kinerja aset BSI juga didukung oleh kepercayaan nasabah dalam bentuk pengelolaan DPK dengan pertumbuhan 11,86%. Kelolaan DPK BSI terus mengalami kenaikan hingga pada Juni 2024 mencapai Rp296,70 triliun, atau naik 17,50%.
Ditambah lagi kinerja tabungan naik 16,09% ke level Rp128,78 triliun yang sekitar 39% atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil. Hal tersebut menjaga level cost of fund Perseroan. Likuiditas BSI pun bertumbuh seiring pertambahan nasabah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menekankan, transformasi digital menjadi salah satu pilar utama strategi BSI merealisasikan visi dan misi menjadi bank syariah yang universal, modern, dan digital. Transformasi digital menjadi hal yang sangat penting dan tak terhindarkan guna mendorong kinerja BSI agar terus tumbuh impresif.
“Sejumlah inisiatif dalam kerangka transformasi digital telah dihadirkan oleh BSI, mulai dari penguatan digitalisasi layanan, peningkatan keamanan siber hingga merealisasikan pengembangan mobile banking BSI menjadi sebuah super app,” kata Hery disela-sela Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024 yang mengangkat tema Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah Membangun Negeri yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Banda Aceh, Aceh.
Hery menyebut, saat ini sudah masuk era ‘banking everywhere’, di mana siklus kehidupan sejak bangun tidur hingga mau tidur tidak lepas dari layanan perbankan digital. Oleh karena itu dengan transformasi digital, BSI mampu memaksimalkan penggunaan teknologi sehingga layanan perbankan syariah dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.
Terutama bagi masyarakat yang belum terlayani perbankan. Menurutnya transformasi digital yang dilakukan secara konsisten dan terarah akan mendorong percepatan pertumbuhan untuk merealisasikan aspirasi Perseroan.
Keberhasilan transformasi itu berdampak signifikan pada efisiensi operasional dan kepuasan nasabah karena akses yang lebih mudah dan cepat terhadap layanan perbankan digital. Digitalisasi layanan seperti BSI Mobile, QRIS, dan jaringan ATM/CRM telah memperluas jangkauan dan mempermudah transaksi bagi nasabah BSI.
“BSI berkomitmen untuk terus berinovasi, memperkuat transformasi agar tumbuh berkelanjutan, dan memberi manfaat sebagai beyond digital sharia banking dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Transformasi ini memperkuat posisi BSI sebagai motor kemajuan dalam industri keuangan syariah Indonesia, mendorong kami untuk terus menjadi energi baru bagi Indonesia,” ujarnya.
Pertumbuhan jumlah nasabah BSI pun signifikan, yang telah mencapai lebih dari 20 juta hingga Juni 2024. Adapun rata-rata pertumbuhan sekitar 2 juta nasabah setiap tahunnya. Sementara itu BSI Mobile sudah memiliki 7,12 juta nasabah per Juni 2024. Jumlah itu tumbuh 33,9% secara tahunan.
BSI mencatat sekitar 97,9% nasabah Perseroan sudah menggunakan layanan digital Perseroan untuk melakukan transaksi keuangan. Dalam hal pembukaan rekening, sebanyak 94,4% calon nasabah melakukan pembukaan rekening secara online melalui BSI Mobile.
Untuk transaksi digital lewat QRIS, per Juni 2024 BSI mencatatkan kenaikan 212% secara tahunan (yoy) dengan jumlah 14,13 juta transaksi. Sedangkan untuk transaksi QRIS Masjid mengalami kenaikan sebesar 165% (yoy) dengan jumlah 14,42 juta transaksi.
Di sisi lain, BSI membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024. Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp3,4 triliun, tumbuh 20,28% secara tahunan. Melalui raihan tersebut, Perseroan menorehkan pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia.
BSI juga mencatatkan pertumbuhan aset dalam tiga tahun terakhir mencapai 48% sejak 2020 hingga Desember 2023. Sedangkan pada kuartal II tahun 2024, BSI berhasil menorehkan aset sebesar Rp360,85 triliun.
Sehingga untuk kinerja aset, BSI saat ini berada di posisi ke 6 di Indonesia dan menjadikan BSI leader di medium size bank. Hal ini menunjukkan bahwa BSI mampu berkembang secara pesat guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini karena transformasi yang ditempuh berhasil menjaga performa rasio keuangan DPK (dana pihak ketiga), pembiayaan, efisiensi beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI,” pungkas Hery.
Sebagai informasi, selama kurun waktu tiga tahun sejak 2021-2023, kinerja aset BSI juga didukung oleh kepercayaan nasabah dalam bentuk pengelolaan DPK dengan pertumbuhan 11,86%. Kelolaan DPK BSI terus mengalami kenaikan hingga pada Juni 2024 mencapai Rp296,70 triliun, atau naik 17,50%.
Ditambah lagi kinerja tabungan naik 16,09% ke level Rp128,78 triliun yang sekitar 39% atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil. Hal tersebut menjaga level cost of fund Perseroan. Likuiditas BSI pun bertumbuh seiring pertambahan nasabah.