Jamkrindo

KKP Gencarkan Budi Daya Rajungan

Oleh Farida Ratnawati pada 14 May 2025, 23:02 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggencarkan budi daya rajungan di masyarakat lantaran permintaan pasar melambung.

Tingginya minat pasar ekspor memicu terjadinya penangkapan rajungan di alam secara berlebihan.

Karena itu, KKP menilai stok ulang dan budi daya hewan tersebut harus dilakukan.

"Budi daya rajungan adalah langkah strategis agar ekosistem rajungan tetap terjaga sekaligus menjaga stabilitas perekonomian bagi masyarakat pesisir secara berkelanjutan," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Tb Haeru Rahayu seperti dikutip dari laman resmi KKP, Rabu, 14 Mei.

Berdasarkan data KKP, rajungan kepiting berada pada urutan keempat sebagai komoditas ekspor utama Indonesia, setelah udang, tuna-cakalang dan cumi-sotong-gurita.

Nilai penjualannya mencapai 513 juta dolar AS atau sekitar 8,6 persen dari total ekspor perikanan Indonesia.

Haeru mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) untuk membudidayakan rajungan.

"Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara milik KKP selama setahun terakhir telah melakukan kolaborasi pendampingan teknis terkait teknologi pembenihan rajungan dengan APRI," ucapnya.

Selama periode tersebut, APRI bersama BBPBAP Jepara berhasil melewati tahap kritis pembenihan hingga akhirnya terbentuk benih.

Kerja sama tersebut menghasilkan 250.000 ekor rajungan yang telah di-restocking di perairan Situbondo.

Adapun target dari kolaborasi tersebut, yakni agar unit hatchery milik APRI dapat menghasilkan crablet rajungan secara rutin dan berkelanjutan.

Diketahui, BBPBAP Jepara sejak 2024 melakukan pembenihan rajungan hingga menghasilkan kepiting.

BBPBAP juga memproduksi sekitar 3,5 juta ekor kepiting yang didistribusikan kepada kelompok pembudidaya ikan di Jepara, Demak, Pati, Lamongan, Pangandaran, Cilacap, Brebes, Pekalongan serta Semarang.