JAKARTA, Cobisnis.com - Marc Márquez kembali membuktikan statusnya sebagai raja MotoGP musim ini dengan menaklukkan Sirkuit Masaryk di Brno ceko dan meraih kemenangan kelima secara beruntun di kelas utama. Kemenangan ini juga menandai podium ke-10 bagi rider Ducati lenovo tersebut di musim 2025.
Balapan berlangsung dalam kondisi cuaca cerah dengan suhu lintasan mencapai 36°C. Márquez memulai dari posisi kedua di belakang Francesco Bagnaia, namun berhasil merebut posisi terdepan pada lap kedelapan setelah melewati Acosta dan Bagnaia dengan manuver bersih di tikungan keempat.
Drama di Lap Awal dan Comeback Spektakuler
Insiden terjadi di lap kedua saat Álex Márquez mengalami highside setelah bersenggolan dengan Joan Mir. Kecelakaan ini membuatnya gagal finis dan kehilangan poin berharga dalam perebutan posisi kedua klasemen. Joan Mir juga terpaksa masuk pit akibat kerusakan pada fairing motornya.
Sementara itu, Pedro Acosta tampil gemilang. Meskipun sempat tercecer ke posisi kelima, pembalap muda KTM itu menunjukkan ketenangan luar biasa dan berhasil menyalip Bagnaia serta Enea Bastianini untuk merebut podium ketiga—podium pertamanya di musim debut MotoGP.
Strategi Ban dan Manajemen Balapan
Marc Márquez mengungkapkan bahwa kunci kemenangan kali ini adalah pemilihan ban medium belakang dan pengaturan tenaga mesin pada mode konservatif selama 10 lap awal. Hal ini memberinya daya dorong kuat saat para rival mulai kehabisan grip menjelang akhir balapan.
“Kami tahu Brno adalah sirkuit teknis dan sangat menuntut pada ban belakang. Jadi, kami menahan di awal dan menyerang di pertengahan. Tim melakukan pekerjaan luar biasa,” ujar Márquez kepada wartawan usai balapan.
Klasemen Memanas, Márquez Menjauh
Dengan tambahan 25 poin dari kemenangan ini, Márquez kini mengoleksi 381 poin, unggul 120 poin dari Álex Márquez (261 poin) dan 168 dari Bagnaia (213 poin). Perebutan gelar kini tampaknya semakin condong ke arah Marc, apalagi performanya begitu konsisten di semua jenis sirkuit—cepat, lambat, maupun teknikal.
Sprint Race: Polemik dan Dominasi
Pada Sprint Race Sabtu kemarin, Marc Márquez juga keluar sebagai pemenang meski sempat mendapat protes terkait tekanan ban yang dianggap di bawah regulasi minimum. Setelah penyelidikan ulang, steward memutuskan untuk tidak memberikan penalti, dan kemenangan Márquez tetap sah.
“Peraturan tekanan ban harus diterapkan secara adil dan teknis. Kami senang bahwa akhirnya keputusannya netral,” kata tim principal Ducati lenovo.
Jorge Martín Kembali, Momen Emosional
Jorge Martín, yang absen selama tiga bulan karena cedera panggul, kembali tampil di Brno dan finis di posisi ke-7. Ia disambut meriah oleh para penggemar dan rekan satu tim. Meskipun belum sepenuhnya pulih, Martín menunjukkan bahwa semangat juangnya tetap menyala.
“Saya tidak pernah ingin menyerah. Bahkan saat di rumah sakit, saya tetap latihan visualisasi balapan,” ungkap Martín penuh haru.
Selanjutnya: Austria Menanti
Setelah Brno, para pembalap akan menikmati jeda musim panas sebelum kembali ke lintasan di Red Bull Ring, Austria, pada 15–17 Agustus mendatang. Sirkuit cepat dan penuh tantangan ini akan menjadi ujian berat berikutnya bagi Márquez dan para rivalnya yang masih berjuang merebut gelar.
Balapan berlangsung dalam kondisi cuaca cerah dengan suhu lintasan mencapai 36°C. Márquez memulai dari posisi kedua di belakang Francesco Bagnaia, namun berhasil merebut posisi terdepan pada lap kedelapan setelah melewati Acosta dan Bagnaia dengan manuver bersih di tikungan keempat.
Drama di Lap Awal dan Comeback Spektakuler
Insiden terjadi di lap kedua saat Álex Márquez mengalami highside setelah bersenggolan dengan Joan Mir. Kecelakaan ini membuatnya gagal finis dan kehilangan poin berharga dalam perebutan posisi kedua klasemen. Joan Mir juga terpaksa masuk pit akibat kerusakan pada fairing motornya.
Sementara itu, Pedro Acosta tampil gemilang. Meskipun sempat tercecer ke posisi kelima, pembalap muda KTM itu menunjukkan ketenangan luar biasa dan berhasil menyalip Bagnaia serta Enea Bastianini untuk merebut podium ketiga—podium pertamanya di musim debut MotoGP.
Strategi Ban dan Manajemen Balapan
Marc Márquez mengungkapkan bahwa kunci kemenangan kali ini adalah pemilihan ban medium belakang dan pengaturan tenaga mesin pada mode konservatif selama 10 lap awal. Hal ini memberinya daya dorong kuat saat para rival mulai kehabisan grip menjelang akhir balapan.
“Kami tahu Brno adalah sirkuit teknis dan sangat menuntut pada ban belakang. Jadi, kami menahan di awal dan menyerang di pertengahan. Tim melakukan pekerjaan luar biasa,” ujar Márquez kepada wartawan usai balapan.
Klasemen Memanas, Márquez Menjauh
Dengan tambahan 25 poin dari kemenangan ini, Márquez kini mengoleksi 381 poin, unggul 120 poin dari Álex Márquez (261 poin) dan 168 dari Bagnaia (213 poin). Perebutan gelar kini tampaknya semakin condong ke arah Marc, apalagi performanya begitu konsisten di semua jenis sirkuit—cepat, lambat, maupun teknikal.
Sprint Race: Polemik dan Dominasi
Pada Sprint Race Sabtu kemarin, Marc Márquez juga keluar sebagai pemenang meski sempat mendapat protes terkait tekanan ban yang dianggap di bawah regulasi minimum. Setelah penyelidikan ulang, steward memutuskan untuk tidak memberikan penalti, dan kemenangan Márquez tetap sah.
“Peraturan tekanan ban harus diterapkan secara adil dan teknis. Kami senang bahwa akhirnya keputusannya netral,” kata tim principal Ducati lenovo.
Jorge Martín Kembali, Momen Emosional
Jorge Martín, yang absen selama tiga bulan karena cedera panggul, kembali tampil di Brno dan finis di posisi ke-7. Ia disambut meriah oleh para penggemar dan rekan satu tim. Meskipun belum sepenuhnya pulih, Martín menunjukkan bahwa semangat juangnya tetap menyala.
“Saya tidak pernah ingin menyerah. Bahkan saat di rumah sakit, saya tetap latihan visualisasi balapan,” ungkap Martín penuh haru.
Selanjutnya: Austria Menanti
Setelah Brno, para pembalap akan menikmati jeda musim panas sebelum kembali ke lintasan di Red Bull Ring, Austria, pada 15–17 Agustus mendatang. Sirkuit cepat dan penuh tantangan ini akan menjadi ujian berat berikutnya bagi Márquez dan para rivalnya yang masih berjuang merebut gelar.