AKARTA, Cobisnis.com – Cristiano Ronaldo, yang sebelum laga kualifikasi Piala Dunia melawan Republik Irlandia berjanji akan “berusaha menjadi anak baik”, justru menjadi pusat kontroversi setelah diganjar kartu merah dalam kekalahan Portugal 0-2. Insiden itu membuatnya bergabung dengan Thierry Henry sebagai salah satu “penjahat” paling dibenci dalam sejarah sepak bola Irlandia.
Dengan Portugal tertinggal 0-2 berkat dua gol Troy Parrott di babak pertama, Ronaldo bentrok dengan Dara O’Shea di kotak penalti pada menit ke-60. Saat berduel memperebutkan posisi, pemain berusia 40 tahun itu terlihat mendorong siku ke punggung O’Shea, membuat bek Ipswich tersebut terjatuh. Wasit Glenn Nyberg awalnya memberi kartu kuning, namun setelah tinjauan VAR, keputusan diubah menjadi kartu merah.
Ronaldo, yang frustrasi sepanjang pertandingan, tak menerima keputusan itu dengan tenang. Ia bertepuk tangan secara sarkastik ke arah suporter Irlandia dan sempat bertukar kata dengan pelatih Irlandia, Heimir Hallgrimsson, sebelum meninggalkan lapangan. Akibat kartu merah tersebut, ia bisa saja absen di awal Piala Dunia apabila Portugal lolos.
Hallgrimsson mengatakan mungkin ia “masuk ke pikiran Ronaldo” setelah sebelumnya menuduh sang bintang melakukan “mind games”. Ronaldo sempat menuduh pelatih itu mencoba memengaruhi wasit, tetapi Hallgrimsson menegaskan kartu merah itu murni akibat tindakan Ronaldo sendiri.
Pelatih Portugal Roberto Martinez memiliki pandangan berbeda, menyebut kartu merah itu terlalu keras dan menilai Ronaldo hanya berusaha melepaskan diri dari kawalan. Ia menyindir Hallgrimsson yang sebelumnya berbicara mengenai wasit di konferensi pers.
Ronaldo kini otomatis absen pada laga Portugal melawan Armenia dan berpotensi mendapat larangan hingga tiga pertandingan berdasarkan Kode Disiplin FIFA terkait tindakan kekerasan. Jika Portugal lolos otomatis ke Piala Dunia, Ronaldo akan melewatkan dua laga awal fase grup; namun jika harus melalui playoff, ia akan menjalani hukuman pada pertandingan tersebut.
Kepastian hukuman akan ditentukan oleh komite disiplin FIFA, tetapi apa pun hasilnya, ini menjadi malam yang dramatis dalam kembalinya Ronaldo ke Dublin.