Jamkrindo

Pemimpin Gereja Unifikasi Diperiksa dalam Penyelidikan Mantan Ibu Negara Korea Selatan

Oleh Zahra Zahwa pada 17 Sep 2025, 17:05 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemimpin Gereja Unifikasi, Han Hak-ja, hadir untuk diperiksa jaksa pada Rabu terkait dugaan keterlibatan dalam kasus suap terhadap istri mantan Presiden Korea Selatan yang digulingkan, Yoon Suk Yeol, sebagai bagian dari penyelidikan kriminal terhadap pasangan tersebut.

Han menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang tuduhan tersebut saat tiba di kantor jaksa khusus. “Saya sedang kurang sehat,” ujarnya ketika ditanya mengapa akhirnya memenuhi panggilan, setelah sebelumnya menolak.

Han, yang disebut "Ibu Sejati" oleh para pengikutnya, adalah janda pendiri Gereja Unifikasi, Moon Sun-myung, yang wafat pada 2012. Ia dibantu para ajudan ketika turun dari mobil dan berjalan perlahan melewati kerumunan wartawan serta aparat keamanan. Seorang pejabat gereja berteriak, “Ibu, bertahanlah,” saat Han memasuki kantor kejaksaan.

Jaksa khusus telah mendakwa mantan Ibu Negara, Kim Keon Hee, atas tuduhan suap dan dakwaan lain dalam penyelidikan yang meluas terkait dugaan pelanggaran sebelum dan selama masa kepresidenan Yoon. Kim saat ini ditahan sebagai bagian dari penyelidikan tersebut.

Yoon, yang juga ditahan, sedang diadili atas tuduhan makar oleh jaksa khusus lain terkait upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer.

Kim dituduh menerima suap senilai 80 juta won ($57.958) berupa dua tas Chanel dan sebuah kalung berlian dari seorang pejabat Gereja Unifikasi sebagai imbalan atas pengaruhnya membantu kepentingan bisnis gereja. Pengacara Kim membantah semua tuduhan, termasuk penerimaan hadiah tersebut.

Han juga membantah keterlibatan pribadi dalam tindakan ilegal, menyebut tuduhan terhadapnya sebagai “informasi palsu.”

Pejabat gereja yang menurut jaksa berada di balik kasus suap telah ditangkap dan didakwa melanggar undang-undang anti-suap. Gereja Unifikasi, yang secara resmi bernama Family Federation for World Peace and Unification, sebelumnya menyatakan “sangat menyesal” karena gagal mencegah kesalahan seorang pejabat senior, namun membantah keterlibatan institusi dalam kasus ini.