Jamkrindo

Pemulihan Pascabanjir Sumatera Berjalan, Kebutuhan Warga Jadi Perhatian

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 16 Dec 2025, 13:20 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Lebih dari sepekan pascabanjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, fase tanggap darurat masih menyisakan tantangan besar bagi negara.

Ribuan warga terdampak masih bergantung pada bantuan untuk memenuhi kebutuhan paling dasar seperti pangan, air bersih, dan hunian sementara. Sejumlah wilayah masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.

Akses jalan yang terputus memperlambat distribusi bantuan. Kondisi ini membuat sebagian pengungsian menjadi padat dan meningkatkan risiko masalah kesehatan serta sosial.

Ketersediaan air bersih menjadi persoalan krusial, terutama di lokasi pengungsian dengan sarana sanitasi yang terbatas. Kondisi ini berpotensi memicu penyakit jika tidak segera ditangani.

Persoalan hunian sementara juga belum sepenuhnya teratasi. Banyak warga belum bisa kembali ke rumah karena kerusakan berat atau genangan yang belum surut.

Sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida menekankan pentingnya penanganan berbasis skala prioritas. Menurutnya, kebutuhan dasar harus menjadi fokus utama, terutama bagi kelompok rentan.

Selain kebutuhan fisik, trauma psikososial menjadi dampak serius pascabencana. Kehilangan keluarga dan runtuhnya komunitas sosial memperberat beban korban.

Dalam sejumlah kasus, hilangnya wilayah permukiman memicu pengungsian massal dan mendorong sebagian warga bermigrasi demi bertahan hidup.

BNPB mencatat logistik yang masuk ke Aceh mencapai 434 ton dalam sepekan, dengan sebagian besar telah disalurkan melalui jalur udara dan darat ke wilayah sulit akses.

Pemerintah bersama lintas sektor terus mendorong pemulihan listrik, air bersih, dan distribusi bantuan. Kolaborasi pusat, daerah, swasta, dan filantropi dinilai krusial dalam fase pemulihan ini.