JAKARTA, Cobinsis.com – Pernyataan Presiden yang menyebut bahwa pohon kelapa sawit dan pohon hutan “sama saja” dari sisi lingkungan memicu diskusi luas di media sosial. Dalam salah satu video yang beredar, Presiden meminta masyarakat tidak khawatir terkait deforestasi akibat perkebunan sawit, karena menurutnya kelapa sawit tetap merupakan pohon yang memberi manfaat lingkungan seperti pohon lain pada umumnya.
Namun, komentar tersebut segera memunculkan tanggapan dari banyak warganet dan pegiat lingkungan. Mereka menilai kelapa sawit dan pohon hutan tidak bisa disamakan, terutama terkait kemampuan akar dalam menahan air dan mencegah bencana hidrologis.
Sejumlah kreator kemudian membuat penjelasan visual sederhana untuk memudahkan pemahaman publik. Dalam penjelasannya, pohon hutan digambarkan memiliki akar tunggang yang besar, kokoh, dan menyebar luas ke dalam tanah. Struktur akar ini memungkinkan pohon menyerap lebih banyak air saat hujan deras, sekaligus mengeluarkannya kembali dalam bentuk uap. Mekanisme ini membantu menjaga kelembapan udara, mencegah erosi, dan mengurangi risiko longsor.
Sementara itu, kelapa sawit memiliki sistem akar serabut. Akar jenis ini dinilai tidak mampu menyerap dan menahan air sebanyak akar tunggang pohon hutan. Karena struktur akarnya yang lebih dangkal, penyerapan air menjadi minim, sehingga air hujan lebih mudah langsung mengalir di permukaan tanah. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko banjir, erosi, serta perubahan kualitas tanah dalam jangka panjang.
Dalam video yang beredar, lokasi yang dipenuhi pohon kelapa sawit di kanan-kiri jalan justru tampak mengalami genangan air saat hujan. Kreator yang menjelaskan menyebut hal ini sebagai contoh nyata bahwa kelapa sawit tidak memiliki kemampuan menyerap air sebesar pohon hutan. “Buktinya bisa dilihat langsung di video. Meski kanan-kiri jalan penuh kelapa sawit, air tetap tidak terserap,” ujar kreator tersebut.
Perdebatan ini memperlihatkan perbedaan pandangan antara pemerintah dan masyarakat mengenai dampak ekologis perkebunan sawit. Sejumlah warganet menilai pernyataan Presiden berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap fungsi ekologis hutan alami. Di sisi lain, diskusi ini juga kembali menyoroti pentingnya edukasi lingkungan, terutama mengenai peran sistem akar pohon dalam menjaga keseimbangan alam.
Hingga kini, diskusi terkait pernyataan tersebut masih terus berlangsung di media sosial, dengan banyak pihak berharap pembahasan lanjutan dapat membuka ruang dialog yang lebih ilmiah dan berimbang tentang pengelolaan hutan dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.