JAKARTA, Cobisnis.com – Di tengah tantangan geopolitik dan gejolak Perang Dagang global, PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa berhasil mencatatkan kinerja yang baik sepanjang 2024 hingga Kuartal I/2025. PT KBI tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai penyedia jasa kliring terdepan di sektor Perdagangan Berjangka, tetapi juga memperkuat peran sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang dengan pertumbuhan volume transaksi mencapai 120% secara tahunan (YoY).
Sepanjang 2024, PT KBI membukukan peningkatan pendapatan sebesar 25,4% dan laba bersih 22% (YoY), didorong oleh ekspansi bisnis kliring dan layanan resi gudang. Pada sisi transaksi komoditas, PT KBI mencatatkan penerbitan 1.058 resi gudang dengan nilai transaksi Rp2.871 triliun, sementara volume kontrak berjangka tumbuh 10,5% (YoY). Tidak berhenti di aspek bisnis, PT KBI juga menjunjung tinggi konsep Triple Bottom Line (TBL) dengan menjaga keselarasan People, Profit, dan Planet (3P). Hal ini diwujudkan dengan aktif dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mencakup tiga pilar prioritas: Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Salah satu inisiatif unggulan adalah Program Pembangunan Infrastruktur Pertanian berupa sarana pengairan (Sumur Dalam dan Water Torn) untuk mendukung Integrated Farming System (IFS) kelompok Tani Sedyo Manunggal I di Sukoharjo, Jawa Tengah sejalan dengan agenda Swasembada Pangan Pemerintah.
Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, menegaskan bahwa transformasi layanan berbasis teknologi menjadi kunci peningkatan kepuasan pelanggan ke level 89,5% pada 2024, naik 2,6% dari tahun sebelumnya. “Inovasi sistem ini juga memperkuat daya saing perusahaan di tengah dinamika pasar,” ujarnya. Menyambut peralihan pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), PT KBI telah menyusun strategi tiga pilar: penguatan kolaborasi dengan regulator melalui penyesuaian kebijakan, penyelarasan sistem manajemen risiko sesuai standar OJK-BI, serta peningkatan kapabilitas SDM melalui program upskilling.
Budi menambahkan, “Capaian 2024 menjadi batu pijakan untuk membangun ekosistem komoditas yang transparan dan berkelanjutan.” Pada Kuartal I/2025, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan 26,43% (YoY) dengan lonjakan volume transaksi komoditas Loco London di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) sebesar 20,2%, mencapai 1.491.864 lot dibanding periode yang sama dengan tahun sebelumnya (1.240.323 lot).
Menghadapi tantangan “Currency-Commodity Double Squeeze” kombinasi kenaikan harga emas sebagai safe-haven global dan penguatan USD terhadap Rupiah, PT KBI fokus pada optimalisasi sistem yang bersinergi dengan kebijakan regulator, perluasan jaringan Resi Gudang, serta peningkatan keamanan transaksi.
Pencapaian ini sejalan dengan agenda Holding BUMN Danareksa dalam memperkuat ketahanan ekonomi melalui pengembangan pasar berdaya saing global. Dengan fondasi kinerja yang solid, PT KBI siap menghadapi tantangan ke depan sembari terus berkontribusi pada stabilitas perdagangan komoditas nasional.
Sepanjang 2024, PT KBI membukukan peningkatan pendapatan sebesar 25,4% dan laba bersih 22% (YoY), didorong oleh ekspansi bisnis kliring dan layanan resi gudang. Pada sisi transaksi komoditas, PT KBI mencatatkan penerbitan 1.058 resi gudang dengan nilai transaksi Rp2.871 triliun, sementara volume kontrak berjangka tumbuh 10,5% (YoY). Tidak berhenti di aspek bisnis, PT KBI juga menjunjung tinggi konsep Triple Bottom Line (TBL) dengan menjaga keselarasan People, Profit, dan Planet (3P). Hal ini diwujudkan dengan aktif dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mencakup tiga pilar prioritas: Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Salah satu inisiatif unggulan adalah Program Pembangunan Infrastruktur Pertanian berupa sarana pengairan (Sumur Dalam dan Water Torn) untuk mendukung Integrated Farming System (IFS) kelompok Tani Sedyo Manunggal I di Sukoharjo, Jawa Tengah sejalan dengan agenda Swasembada Pangan Pemerintah.
Direktur Utama PT KBI, Budi Susanto, menegaskan bahwa transformasi layanan berbasis teknologi menjadi kunci peningkatan kepuasan pelanggan ke level 89,5% pada 2024, naik 2,6% dari tahun sebelumnya. “Inovasi sistem ini juga memperkuat daya saing perusahaan di tengah dinamika pasar,” ujarnya. Menyambut peralihan pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), PT KBI telah menyusun strategi tiga pilar: penguatan kolaborasi dengan regulator melalui penyesuaian kebijakan, penyelarasan sistem manajemen risiko sesuai standar OJK-BI, serta peningkatan kapabilitas SDM melalui program upskilling.
Budi menambahkan, “Capaian 2024 menjadi batu pijakan untuk membangun ekosistem komoditas yang transparan dan berkelanjutan.” Pada Kuartal I/2025, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan 26,43% (YoY) dengan lonjakan volume transaksi komoditas Loco London di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) sebesar 20,2%, mencapai 1.491.864 lot dibanding periode yang sama dengan tahun sebelumnya (1.240.323 lot).
Menghadapi tantangan “Currency-Commodity Double Squeeze” kombinasi kenaikan harga emas sebagai safe-haven global dan penguatan USD terhadap Rupiah, PT KBI fokus pada optimalisasi sistem yang bersinergi dengan kebijakan regulator, perluasan jaringan Resi Gudang, serta peningkatan keamanan transaksi.
Pencapaian ini sejalan dengan agenda Holding BUMN Danareksa dalam memperkuat ketahanan ekonomi melalui pengembangan pasar berdaya saing global. Dengan fondasi kinerja yang solid, PT KBI siap menghadapi tantangan ke depan sembari terus berkontribusi pada stabilitas perdagangan komoditas nasional.