Jamkrindo

Rahasia di Balik Mahalnya Pembangunan Burj Khalifa

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 04 Nov 2025, 09:33 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Burj Khalifa di Dubai bukan cuma gedung tertinggi di dunia, tapi juga salah satu proyek paling ambisius dan mahal dalam sejarah modern. Menara setinggi 828 meter itu dibangun dengan biaya sekitar 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp22 triliun.

Pembangunannya dimulai pada tahun 2004 dan selesai pada 2010, dipimpin oleh perusahaan pengembang Emaar Properties. Burj Khalifa dirancang oleh arsitek legendaris Adrian Smith dari firma Skidmore, Owings & Merrill, yang juga merancang gedung-gedung ikonik lain seperti Willis Tower di Chicago.

Biaya besar itu muncul karena kompleksitas desain dan teknologi yang digunakan. Struktur baja dan beton harus mampu menahan panas ekstrem, badai pasir, serta angin kencang di ketinggian hampir satu kilometer. Ini menuntut material dan rekayasa dengan standar luar biasa tinggi.

Selain itu, sistem pendingin, lift tercepat di dunia, dan teknologi pengelolaan air juga jadi faktor utama yang bikin biayanya melambung. Bahkan, air limbah di menara ini diolah kembali untuk sistem pendingin dan taman sekitar.

Burj Khalifa juga jadi proyek simbolik yang menggambarkan transformasi ekonomi Dubai. Kota yang dulu dikenal sebagai kawasan gurun ini berhasil menjelma menjadi pusat bisnis dan pariwisata global berkat investasi besar di sektor infrastruktur dan real estate.

Menariknya, sebagian besar biaya proyek ini bukan hanya soal bahan bangunan, tapi juga soal citra. Dubai ingin menunjukkan ke dunia bahwa mereka bisa jadi pusat inovasi dan kemewahan di Timur Tengah.

Sejak dibuka, Burj Khalifa jadi magnet wisata internasional. Ratusan ribu pengunjung datang setiap tahun untuk naik ke dek observasi di lantai 148, melihat panorama 360 derajat kota Dubai dari ketinggian.

Proyek ini juga memberi efek domino pada perekonomian lokal. Di sekitarnya kini berdiri Downtown Dubai, kawasan bisnis dan hiburan kelas dunia dengan mal terbesar, hotel mewah, dan hunian super premium.

Meski banyak yang menyebutnya sebagai simbol kemewahan ekstrem, Burj Khalifa tetap diakui sebagai prestasi rekayasa dan visi urban luar biasa. Di balik biayanya yang fantastis, menara ini adalah wujud nyata ambisi sebuah negara kecil yang berpikir besar.

Burj Khalifa bukan sekadar bangunan—ia adalah pernyataan bahwa batas tertinggi manusia bisa dicapai dengan keberanian, inovasi, dan strategi ekonomi yang berani.