JAKARTA, Cobisnis.com – Pergerakan rupiah pada awal perdagangan Selasa (30/12/2025) menunjukkan upaya penguatan setelah sempat tertekan pada sesi sebelumnya. Meski belum signifikan, rupiah dibuka di zona positif terhadap dolar AS.
Data Bloomberg mencatat rupiah spot berada di posisi Rp 16.782 per dolar AS pada pagi hari. Angka ini mencerminkan penguatan tipis 0,04% dibandingkan penutupan perdagangan Senin yang berada di level Rp 16.788 per dolar AS.
Penguatan terbatas ini terjadi setelah rupiah mengalami pelemahan cukup dalam sehari sebelumnya. Pada Senin (29/12), rupiah melemah 0,25% secara harian, menandai masih kuatnya tekanan di pasar valuta asing.
Tekanan serupa juga tercermin pada nilai tukar referensi Bank Indonesia. Rupiah Jisdor tercatat berada di level Rp 16.788 per dolar AS, melemah 0,13% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Menurut Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, tekanan terhadap rupiah tidak lepas dari aksi ambil untung investor di pasar Surat Utang Negara. Aliran dana keluar ini mengurangi pasokan valas di pasar domestik.
Selain itu, daya tarik aset keuangan Indonesia turut berkurang seiring menyempitnya selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Kondisi ini membuat investor cenderung menahan eksposur terhadap aset berisiko.
Dari sisi domestik, permintaan dolar AS masih cukup tinggi. Kebutuhan impor yang berlanjut serta meningkatnya aktivitas perjalanan ke luar negeri mendorong permintaan valas dari pelaku usaha dan masyarakat.
Sentimen global juga belum sepenuhnya kondusif. Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menilai ketegangan geopolitik di Amerika Latin ikut memperkuat posisi dolar AS di pasar global.
Situasi tersebut menambah ketidakpastian, terutama terkait gangguan distribusi energi dari Venezuela yang berdampak pada stabilitas pasar keuangan internasional.
Untuk perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif. Ibrahim memproyeksikan rupiah berada di kisaran Rp 16.780–Rp 16.820 per dolar AS, sementara Myrdal memperkirakan rentang Rp 16.662–Rp 16.820 per dolar AS.
Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati sambil mencermati perkembangan global dan pergerakan arus modal asing.