JAKARTA, Cobisnis.com – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 tercatat menurun menjadi USD 423,9 miliar atau sekitar Rp 7.063 triliun, lebih rendah dibanding September 2025 yang sebesar USD 425,6 miliar.
Penurunan ini menunjukkan pengelolaan utang pemerintah yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Bank Indonesia menilai kondisi ini mencerminkan stabilitas fiskal yang sehat dan kepercayaan investor terhadap ekonomi RI.
ULN pemerintah tercatat sebesar USD 210,5 miliar, naik 4,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional, menandakan investor masih optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia.
Mayoritas utang pemerintah digunakan untuk sektor jasa kesehatan, administrasi pemerintahan, pertahanan, pendidikan, serta transportasi dan konstruksi. Hampir seluruhnya berupa utang jangka panjang yang menambah stabilitas fiskal.
Sementara itu, ULN swasta menurun menjadi USD 190,7 miliar dari USD 192,5 miliar pada bulan sebelumnya. Penurunan tahunan tercatat 1,9 persen, terjadi pada lembaga keuangan maupun perusahaan nonkeuangan.
Meski swasta menurun, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Rasio ULN terhadap PDB berada di level 29,3 persen, menunjukkan beban utang masih terkendali dan tidak membahayakan perekonomian.
Proporsi utang jangka panjang mencapai 86,2 persen dari total ULN. Kondisi ini membantu pemerintah mengelola risiko suku bunga dan memastikan kestabilan finansial jangka menengah.
Bank Indonesia menekankan pentingnya pengelolaan utang yang hati-hati. Penurunan ULN secara bulanan menunjukkan pemerintah mampu menyeimbangkan kebutuhan pendanaan dan stabilitas makroekonomi.
Aliran modal asing ke SBN internasional menjadi indikator utama kepercayaan investor. Masuknya dana ini membantu menekan beban pembayaran bunga dan menjaga likuiditas pasar keuangan domestik.
Secara keseluruhan, meski ULN menurun sedikit dibanding bulan sebelumnya, struktur dan proporsi utang menunjukkan Indonesia mampu menjaga kestabilan fiskal di tengah dinamika ekonomi global.