Jamkrindo

Yulia Navalnaya: Tes Luar Negeri Tunjukkan Alexei Navalny Diracun

Oleh Zahra Zahwa pada 17 Sep 2025, 18:39 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Yulia Navalnaya, istri mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, mengatakan dua laboratorium luar negeri telah melakukan tes terhadap sampel biologis dari suaminya yang menunjukkan bahwa ia diracun.

Navalny meninggal mendadak pada usia 47 tahun pada 16 Februari 2024 di penjara Rusia di Lingkar Arktik, yang sekaligus menghilangkan tokoh oposisi paling populer di Rusia. Navalnaya berulang kali menuduh Rusia membunuh suaminya, tuduhan yang dibantah Kremlin sebagai omong kosong. Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa sebelum Navalny meninggal, ada rencana untuk menukarnya dalam pertukaran tahanan dengan Barat.

Dalam sebuah video di platform X, Navalnaya mengatakan bahwa sampel biologis dari Navalny telah diselundupkan ke luar negeri pada 2024 dan diperiksa di dua laboratorium.

"Dua laboratorium di negara berbeda mencapai kesimpulan yang sama: Alexei dibunuh. Lebih tepatnya, ia diracun,” kata Navalnaya.

Ia menuntut agar laboratorium tersebut mempublikasikan temuan mereka mengenai apa yang ia sebut sebagai “kebenaran yang tidak menyenangkan”. Navalnaya tidak menyebutkan jenis racun yang ditemukan.

"Hasil ini penting untuk publik dan harus dipublikasikan. Kita semua berhak tahu kebenarannya,” tambahnya.
Saat ditanya soal pernyataan Navalnaya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: “Saya tidak tahu apa-apa tentang pernyataannya, jadi saya tidak bisa mengomentarinya.”

Kremlin menggambarkan sekutu politik Navalny sebagai ekstremis berbahaya yang berusaha mendestabilisasi Rusia atas nama Barat. Namun Navalny sendiri menilai Rusia di bawah Putin sebagai negara kriminal rapuh yang dikuasai pencuri, penjilat, dan mata-mata yang hanya peduli uang.

Dalam salah satu esainya pada 2023, Navalny mengecam elite Rusia karena keserakahannya, serta menyalahkan mereka karena menyia-nyiakan kesempatan bersejarah untuk mereformasi negara setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Kematian di Arktik
Navalny mendapat kekaguman internasional karena kembali secara sukarela ke Rusia pada 2021 dari Jerman, tempat ia dirawat akibat upaya peracunan dengan agen saraf di Siberia, menurut hasil tes laboratorium Barat. Ia ditangkap setibanya di Rusia dan menjalani hukuman atas tuduhan penipuan, ekstremisme, dan dakwaan lain yang ia klaim direkayasa untuk membungkamnya.

Tahun lalu, Navalnaya menolak klaim penyelidik Rusia yang menyebut Navalny meninggal akibat “kombinasi penyakit”. Badan intelijen AS sendiri menyimpulkan bahwa Putin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny, menurut Associated Press dan Wall Street Jounal

Tag Terkait