Jamkrindo

Strategi Jasindo di 2021: Prioritas Proses Bisnis, Perkuat SDM, dan Digitalisasi

Oleh Ahmad Kurniawan pada 31 Dec 2020, 10:58 WIB

Cobisnis.com - Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara, mengatakan perusahaan telah melakukan perubahan yang cukup drastis terhadap strategi perusahaan sejak awal pandemi tahun 2020. Dari yang semula lebih pada growth strategy menjadi defensive strategy.

"Yang penting kita lindungi dulu akun-akun perpanjangan. Kemudian, fokus pada COB-COB yang tetap tumbuh dengan margin yang baik, di antaranya: Marine Hull, Property, Suretyship," kata Diwe dalam siaran pers, Selasa (29 Desember 2020).

Jasindo telah mengetatkan kebijakan underwriting menjadi lebih prudent serta memastikan cashflow sehat dengan pengelolaan piutang yang lebih ketat. Tahun 2020 juga menjadi tahun bersejarah bagi Asuransi Jasindo karena berdirinya Holding Indonesia Financial Group (IFG) dengan induk holding PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.

“Disitu ada Asuransi Jasindo, Askrindo, Jamkrindo, dan Bahana Group. Di awal pembentukan, memang sinergi antar-anggota holding akan diperkuat dan itu kita mulai terjemahkan bentuk-bentuk kerjasamanya untuk mengisi bisnis,” ujarnya.

Untuk defensive strategy Jasindo meluncurkan program Cost Leadership yang prinsipnya fokus pada efisiensi biaya dan restrukturisasi bisnis yang paling terdampak Covid-19. Strategi berikutnya adalah conservative investment, fokus pada investasi yang likuid dan instrumen yang berisiko rendah.

"Di samping itu, kami juga memilih instrumen dengan maturity profile pendek dan likuid. Ini strategi sebagai upaya mengamankan posisi 2020 dulu. Tentu ada strategi pendukung yang utamanya bersifat adaptif," jelasnya.

New Win, New Way, New Wave

Jasindo telah membuat strategi 2021 bertajuk “The New Jasindo”. Strategi ini fokus pada proses bisnis dan SDM: New Win, New Way, New Wave. Di aspek bisnis (The New Win), Asuransi Jasindo sudah membuat prioritas pada bisnis yang akan menjadi fokus utama, bisnis mana yang akan menjadi pelengkap, dan mana yang akan dikurangi.

"Semuanya berpatok pada potensi net income-nya," kata Diwe.

Jasindo juga akan melakukan banyak pembaruan (The New Way), yang tujuannya simplifikasi proses tetapi tetap memperhatikan proper process dan governance-nya.

"Kami melihat potensi ini di digitalisasi, jadi arah dari New Way-nya ini adalah digitalisasi,” lanjut Diwe.

Di aspek SDM (The New Wave), Asuransi Jasindo ingin memiliki sebanyak mungkin talent dan talent champion, yaitu leading talent dengan pemahaman mendalam mengenai customer centricity.

Ke depan harus ditingkatkan pendidikan tenaga marketing, underwriter, adjuster untuk memahami lebih dalam risiko yang dihadapi tertanggung dan bisa memberikan advice yang tepat bagaimana manajemen risikonya dari sisi asuransi.

“Juga, kami menginginkan tim yang sekarang rata-rata millenial memiliki digital capabilities yang baik sehingga mampu memberikan ide-ide inovatif bagaimana untuk mengefisienkan proses serta menjangkau dan melayani nasabah dengan lebih baik,” ujarnya.

Jasindo juga akan fokus pada beberapa produk seperti, asuransi marine hull dan asuransi cargo. Kemudian, Asuransi Jasindo juga akan tetap stay true pada apa yang selama ini sudah kuat, seperti di energi dan properti.

Di segmen ritel, Asuransi Jasindo akan banyak pengembangan-pengembangan pada asuransi-asuransi yang customized mengikuti apa yang menjadi lifestyle masyarakat sekarang.

"Kami juga melihat UMKM dan rural economy ke depan makin akan tumbuh pesat. Dan ini menarik untuk dijajaki lebih lanjut, terlebih kami sudah punya modal di asuransi pertanian penugasan pemerintah. Jadi kami juga akan terus melakukan pendalaman dan meng-create asuransi yang sekiranya berkontribusi dalam memberikan keamanan finansial buat masyarakat petani dan masyarakat pedesaan pada umumnya," jelas Diwe.

Tag Terkait