JAKARTA, Cobisnis.com – Penyakit jantung koroner masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini umumnya dipicu oleh penyempitan atau penyumbatan arteri akibat penumpukan plak. Jika tidak terdeteksi sejak dini, kondisi tersebut bisa berujung pada serangan jantung. Kabar baiknya, kini tersedia sejumlah tes non-invasif yang mampu mendeteksi gangguan arteri tanpa perlu tindakan bedah atau kateterisasi yang berisiko. Mengacu pada Times of India serta panduan medis Harvard Health dan Johns Hopkins Medicine, terdapat empat pemeriksaan utama yang aman dan efektif untuk menilai kesehatan arteri jantung:
Electrocardiogram (ECG/EKG)
Tes ini merekam aktivitas listrik jantung untuk mendeteksi irama abnormal, tanda serangan jantung, maupun indikasi penyakit jantung koroner. Prosesnya sederhana—elektroda ditempelkan pada dada, lengan, dan kaki. EKG biasanya menjadi pemeriksaan awal bagi pasien dengan gejala nyeri dada, sesak napas, atau jantung berdebar, serta bagi individu berisiko tinggi seperti perokok, penderita obesitas, diabetes, atau yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung.
Echocardiogram
Melalui teknologi ultrasonografi, tes ini menampilkan struktur, fungsi, hingga aliran darah jantung dalam bentuk visual 3D atau 4D. Echocardiogram membantu mendiagnosis penyakit katup jantung, gagal jantung, hingga gangguan aliran darah akibat penyumbatan. Deteksi dini dengan metode ini terbukti dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi risiko komplikasi.
Stress Test (Treadmill Test)
Pemeriksaan ini mengukur respons jantung saat diberi tekanan fisik, biasanya menggunakan treadmill atau sepeda statis. Stress test dapat mengungkap penyempitan arteri yang tidak terlihat ketika tubuh sedang beristirahat. Tes ini umum dilakukan pada orang dengan risiko tinggi penyakit jantung, misalnya pria di atas 40 tahun dan wanita di atas 50 tahun.
CT Coronary Angiogram (CCTA)
Merupakan CT scan khusus dengan pewarna kontras yang menampilkan arteri koroner dalam gambar 3D. CCTA mampu menunjukkan penyumbatan arteri sekaligus menilai risiko serangan jantung. Menurut Harvard Medical School, metode ini kini menjadi pilihan utama untuk mendeteksi penyakit arteri koroner karena aman, minim risiko, dan hasilnya akurat.
Dengan menjalani pemeriksaan non-invasif seperti EKG, echocardiogram, stress test, atau CCTA, kondisi arteri jantung dapat diketahui lebih cepat. Hasil tes memungkinkan dokter memberikan langkah pencegahan tepat, mulai dari perubahan gaya hidup (olahraga teratur, pola makan sehat, berhenti merokok) hingga pemberian obat atau terapi khusus. Pendekatan ini membantu menekan risiko komplikasi, meningkatkan kualitas hidup, serta meminimalkan kemungkinan serangan jantung.
4 Jenis Tes Medis untuk Memeriksa Kesehatan Arteri Jantung
pada 15 Sep 2025, 09:21 WIB