Jamkrindo

Amerika Serikat Tetap Dipercaya Dunia Meski Utangnya Tembus Ribuan Triliun

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 27 Oct 2025, 05:00 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Amerika Serikat kini menanggung utang dalam jumlah luar biasa besar, mencapai ribuan triliun dolar AS. Namun, uniknya, negara ini tetap dipercaya oleh dunia dan ekonominya masih stabil.

Kondisi ini terjadi karena dolar AS masih menjadi mata uang utama dunia. Hampir seluruh transaksi internasional, mulai dari perdagangan minyak hingga cadangan devisa negara, masih bergantung pada dolar.

Selama dunia masih menggunakan dolar sebagai acuan utama, posisi Amerika relatif aman. Mereka bahkan bisa terus menerbitkan surat utang baru tanpa kehilangan kepercayaan dari investor global.

Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari USD 25 triliun, kemampuan ekonomi Amerika untuk membayar bunga dan kewajiban utangnya dinilai masih sangat kuat. Karena itu, surat utang AS tetap jadi pilihan utama investor dunia.

Obligasi pemerintah Amerika bahkan disebut aset paling aman atau safe haven di dunia. Saat terjadi krisis ekonomi global, investor justru beralih membeli obligasi AS karena dianggap stabil dan minim risiko.

Selain itu, Amerika dikenal memiliki rekam jejak pembayaran utang yang konsisten. Sepanjang sejarahnya, negara ini belum pernah gagal bayar (default), yang semakin memperkuat reputasinya di mata dunia.

Transparansi sistem keuangan juga jadi faktor penting. Pemerintah AS membuka data fiskal, neraca utang, hingga cadangan emas secara rutin. Hal ini menumbuhkan rasa percaya di kalangan investor dan lembaga keuangan internasional.

Kekuatan politik dan militer Amerika menambah kepercayaan global terhadap kestabilannya. Pengaruh besar di lembaga dunia seperti IMF dan Bank Dunia juga membuat posisi ekonomi AS sulit digoyang.

Meski begitu, para ekonom mengingatkan bahwa tingkat utang yang tinggi tetap berisiko. Jika suatu saat kepercayaan terhadap dolar menurun, efeknya bisa menimbulkan guncangan besar di sistem keuangan global.

Namun hingga kini, dolar masih menjadi mata uang paling dominan. Selama status itu belum tergantikan, Amerika tetap bisa menjaga reputasinya sebagai pusat keuangan dunia, meski dibayangi utang yang terus bertambah.