JAKARTA, Cobisnis.com – Perintah eksekutif yang ditandatangani bulan lalu oleh Presiden Donald Trump bertujuan untuk mempermudah rencana pensiun kerja, seperti 401(k), menawarkan investasi di aset alternatif, termasuk ekuitas privat (private equity) dan kredit privat (private credit).
Para pendukung kebijakan ini percaya langkah tersebut akan “mendemokratisasi” akses ke investasi yang selama ini umumnya hanya tersedia bagi institusi besar dan individu sangat kaya. Mereka berpendapat hal ini dapat memberi investor ritel kesempatan lebih luas untuk merasakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mengingat banyak perusahaan memilih tetap berstatus privat.
Kebijakan ini juga disebut-sebut sebagai peluang bagi investor biasa untuk mendapatkan imbal hasil jangka panjang yang lebih baik. Namun, benarkah demikian?
Pertanyaan mengenai apakah pasar privat menghasilkan kinerja lebih baik dibanding pasar publik masih menjadi bahan perdebatan. Jawabannya sangat bergantung pada siapa yang ditanya, studi mana yang dijadikan rujukan, serta metrik apa yang digunakan untuk membandingkan.
Beberapa penelitian menyebutkan pasar privat unggul dibanding publik, sementara lainnya menyimpulkan sebaliknya. Perbedaan hasil ini muncul karena beragam faktor, mulai dari tolok ukur publik yang dipilih peneliti, jenis dana privat yang dianalisis, cara penghitungan hasil investasi, hingga jangka waktu yang dipakai untuk mengukur kinerja.
Sebagai gambaran, tidak ada indeks pasar privat yang setara dengan indeks pasar publik seperti S&P 500 atau Russell 2000. Artinya, menurut Zane Carmean, direktur riset kuantitatif di PitchBook, perbandingan langsung “apple-to-apple” tidak mungkin dilakukan. Selain itu, tidak ada metode baku dalam mengukur kinerja dana privat.
Sebagian peneliti menggunakan metode yang disebut “public market equivalent” (PME) untuk menilai kinerja dana privat dibanding pasar publik. Namun, ada berbagai cara menghitung PME, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan, kata Carmean. Metrik lain yang kerap digunakan adalah internal rate of return (IRR). Akan tetapi, Jack Shannon, analis strategi ekuitas di Morningstar, memperingatkan bahwa IRR bukanlah imbal hasil tahunan majemuk yang biasa dipahami investor, sehingga sebaiknya skeptis jika ada materi pemasaran yang membandingkan IRR dengan return tahunan indeks publik.
Dengan demikian, jawaban apakah pasar privat benar-benar lebih unggul biasanya dipengaruhi oleh sudut pandang.
Komite Regulasi Pasar Modal (Committee for Capital Markets Regulation), dalam laporannya bulan lalu, menyatakan bahwa dana ekuitas dan kredit privat “masih menghasilkan return tinggi serta menawarkan peluang diversifikasi portofolio yang signifikan.” Laporan itu mengutip sejumlah studi yang menunjukkan kinerja lebih baik dibanding indeks ekuitas publik dalam jangka panjang. Salah satunya menemukan bahwa jika dana buyout ekuitas privat menyumbang 20% dari porsi ekuitas dalam portofolio seimbang tradisional 60-40 antara 1995–2017, hal itu tidak hanya mengurangi risiko portofolio tetapi juga meningkatkan rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 0,75 poin persentase meski sudah memperhitungkan biaya tinggi yang biasanya dibebankan investasi privat.
Namun, peneliti dan pakar pensiun lain menilai pasar privat tidak lebih unggul dibanding publik.
Sebagai contoh, studi terbaru dari Ludovic Phalippou, profesor ekonomi keuangan di Saïd Business School, Universitas Oxford, sekaligus penulis buku Private Equity Laid Bare, menyimpulkan bahwa dana ekuitas privat hanya menghasilkan “kurang lebih sama” dengan indeks ekuitas publik sejak setidaknya tahun 2006.
“Tidak ada bukti keunggulan jelas di AS. Di Eropa memang ada, tetapi tampaknya dipengaruhi oleh perbedaan komposisi industri,”
Sementara itu, studi tahun 2022 dari Center for Retirement Research di Universitas Boston yang meneliti pengembalian dana pensiun publik (yang berinvestasi di kombinasi aset publik dan privat seperti ekuitas privat dan properti) menemukan bahwa “pada periode 2001–2022, alternatif tidak membantu meningkatkan return keseluruhan, meski mungkin berperan dalam mengurangi volatilitas.”