JAKARTA, Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2025 turun menjadi US$150,7 miliar dari posisi Juli sebesar US$152,0 miliar. Penurunan ini terutama dipengaruhi intervensi BI di pasar valas untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global dan dinamika politik dalam negeri.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyebut intervensi tersebut penting mengingat demonstrasi besar pada akhir Agustus turut meningkatkan potensi arus keluar modal. Meski begitu, Indonesia masih mencatat arus masuk modal asing bersih senilai US$0,75 miliar sepanjang Agustus, didukung aliran masuk ke pasar obligasi dan saham.
Selain intervensi rupiah, kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah juga turut menekan cadangan devisa. Namun penerbitan Kangaroo Bonds senilai AUD800 juta menjadi salah satu faktor yang membantu menopang posisi devisa.
Ke depan, cadangan devisa diperkirakan stabil di kisaran US$152–156 miliar hingga akhir 2025, seiring prospek pemangkasan suku bunga The Fed, stabilitas domestik, serta kebijakan pro-pertumbuhan yang menarik minat investor.