Jamkrindo

China Masih Jadi Negara dengan Pasar Pinjol Terbesar di Dunia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 08 Dec 2025, 11:05 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – China saat ini tercatat sebagai negara dengan pasar pinjaman online terbesar di dunia. Skala penyaluran kredit digital di negara ini mencapai ribuan triliun rupiah per tahun dengan jumlah pengguna aktif yang sudah menembus ratusan juta orang.

Pinjaman digital di China tidak hanya dipakai untuk kebutuhan konsumsi harian. Layanan kredit juga dimanfaatkan secara luas oleh pelaku UMKM, perusahaan besar, sektor industri, logistik, hingga pembiayaan properti skala nasional.

Ekosistem pinjol di China didominasi oleh raksasa teknologi seperti Ant Group melalui Alipay, Tencent melalui WeChat Pay, serta JD Finance. Platform ini terhubung langsung dengan sistem perbankan, data kependudukan, hingga sistem pembayaran nasional.

Besarnya skala pinjol China sempat memicu masalah serius sebelum 2020. Saat itu, ribuan platform ilegal bermunculan, anak muda terjebak utang konsumtif, praktik bunga tinggi marak, dan perlindungan data nyaris tak terkendali.

Pemerintah China kemudian mengambil langkah keras dengan menutup ribuan pinjol ilegal dalam waktu singkat. Regulasi diperketat, bunga dibatasi, dan seluruh aktivitas pinjaman kini harus terintegrasi dengan sistem keuangan nasional.

Langkah tersebut membuat industri pinjol China berubah dari yang sebelumnya bebas menjadi sangat terkontrol. Kini, kredit digital tetap besar skalanya, tetapi lebih selektif dalam penyaluran dan pengawasan risiko gagal bayar.

Kebijakan ketat ini juga berdampak pada konsumsi masyarakat. Akses kredit menjadi lebih terbatas bagi kelompok berisiko, sementara daya beli anak muda ikut tertekan di tengah tantangan lapangan kerja yang belum stabil.

Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu pasar pinjol dengan pertumbuhan tercepat. Otoritas Jasa Keuangan mencatat nilai penyaluran pinjaman digital Indonesia telah menembus ratusan triliun rupiah dalam beberapa tahun terakhir.

Meski tumbuh cepat, skala Indonesia masih sangat jauh di bawah China. Pengguna pinjol di Tanah Air berada di kisaran puluhan juta, dengan karakter pinjaman yang masih didominasi konsumtif dan modal usaha kecil.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa China telah menjadikan pinjol sebagai instrumen utama ekonomi digital nasional, sementara Indonesia masih berada pada fase memperluas akses sambil membenahi risiko sosial dan perlindungan konsumen.