JAKARTA, Cobisnis.com – Sampah kini bukan sekadar masalah lingkungan, tapi sudah jadi bagian penting dari pergerakan ekonomi lokal. Di berbagai daerah, pengelolaan sampah dan kegiatan daur ulang terbukti menciptakan lapangan kerja, menggerakkan usaha kecil, hingga menambah penghasilan masyarakat.
Sektor pengelolaan sampah memberi ruang ekonomi baru bagi kelompok informal. Pemulung, pengepul, dan pengrajin daur ulang kini menjadi bagian dari rantai pasok ekonomi hijau yang nilainya terus tumbuh. Mereka tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga menumbuhkan ekonomi dari bawah.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), potensi ekonomi sirkular di Indonesia bisa mencapai Rp600 triliun per tahun jika sistem daur ulang dijalankan secara optimal. Angka itu mencakup aktivitas pengumpulan, pengolahan, dan produksi barang hasil daur ulang.
Di tingkat lokal, banyak komunitas yang mengubah sampah rumah tangga menjadi sumber pendapatan. Misalnya melalui bank sampah, di mana masyarakat menukar sampah anorganik dengan uang tunai. Beberapa desa bahkan berhasil membiayai kegiatan sosial dari hasil pengelolaan sampah ini.
Daur ulang juga membuka peluang bagi UMKM kreatif. Produk berbahan limbah plastik, kain, atau logam kini banyak dilirik pasar karena tren eco-friendly lifestyle. Selain menekan limbah, produk ini membantu daerah memiliki identitas baru: kreatif, mandiri, dan ramah lingkungan.
Bagi pemerintah daerah, sistem daur ulang yang baik bisa mengurangi beban anggaran pengelolaan sampah. Volume sampah ke TPA berkurang, sementara nilai ekonomi di masyarakat meningkat. Efek gandanya jelas: penghematan anggaran sekaligus peningkatan kesejahteraan.
Selain itu, ekonomi berbasis daur ulang ikut memperkuat daya tahan lokal. Di tengah fluktuasi ekonomi global, sumber ekonomi seperti ini cenderung stabil karena bersandar pada aktivitas harian masyarakat, bukan pada ekspor atau pasar luar negeri.
Sampah juga punya peran penting dalam mendukung pariwisata. Daerah yang bersih dan punya sistem daur ulang baik cenderung lebih menarik bagi wisatawan. Dampaknya terasa langsung pada pendapatan warga lokal yang bergantung pada sektor pariwisata.
Ke depan, investasi di bidang pengelolaan sampah diprediksi meningkat. Investor mulai melirik sektor green business dan energi terbarukan dari limbah, karena selain menjanjikan keuntungan, sektor ini juga memenuhi aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Fenomena ini membuktikan bahwa sampah bukan sekadar sisa, melainkan peluang. Dengan pengelolaan yang tepat, daur ulang bisa menjadi jantung baru ekonomi lokal menciptakan nilai, pekerjaan, dan masa depan yang lebih bersih serta berkelanjutan.