JAKARTA, Cobisnis.com – Swiss selama ini dikenal sebagai negara penghasil cokelat berkualitas. Namun di balik reputasi manis itu, ada satu komoditas kecil bernilai besar yang diam-diam menjadi tulang punggung ekspor, yakni jam tangan.
Industri jam tangan Swiss mencatat nilai ekspor lebih dari CHF 26 miliar per tahun, setara dengan sekitar Rp470 triliun. Angka tersebut menempatkan jam tangan sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar bagi perekonomian Swiss.
Meski berukuran kecil, jam tangan memiliki value density tinggi. Artinya, nilai ekonominya jauh lebih besar dibanding volumenya. Satu unit jam tangan mewah bisa terjual dengan harga ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Ekspor jam tangan Swiss tersebar ke berbagai belahan dunia. Pasar terbesar mencakup Tiongkok, Hong Kong, Amerika Serikat, serta sejumlah negara Eropa yang memiliki tradisi konsumsi produk mewah.
Brand ikonik seperti Rolex, Patek Philippe, Omega, dan TAG Heuer memperkuat citra Swiss sebagai pusat horologi global. Produk mereka bukan hanya instrumen waktu, melainkan juga simbol status dan gaya hidup.
Industri jam tangan juga memberi dampak signifikan pada lapangan kerja. Puluhan ribu tenaga kerja di wilayah Jenewa, Neuchâtel, dan Jura menggantungkan hidup dari sektor ini, mulai dari perakitan hingga inovasi teknologi.
Menurut asosiasi industri jam tangan Swiss, tren permintaan global terus menunjukkan peningkatan. Penjualan jam tangan mewah tumbuh positif, bahkan ketika sektor lain mengalami pelemahan. Hal ini menunjukkan daya tahan pasar produk premium.
Faktor keberhasilan ekspor juga ditopang oleh inovasi dan pemasaran. Jam tangan Swiss tidak hanya mengandalkan tradisi, tetapi juga teknologi modern, desain kontemporer, serta strategi distribusi melalui butik eksklusif di seluruh dunia.
Kondisi ini membuat Swiss berhasil memadukan warisan budaya dan inovasi ekonomi. Jam tangan bukan hanya ikon nasional, tetapi juga motor pertumbuhan ekspor yang stabil.
Ke depan, prospek ekspor jam tangan Swiss diprediksi tetap cerah. Dengan basis konsumen global yang semakin luas, produk ini diyakini akan terus mempertahankan posisinya sebagai barang kecil dengan kontribusi ekonomi raksasa.