Jamkrindo

Ekspor Sawit Indonesia 2025 Catat Rekor, Devisa Negara Melesat

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 19 Sep 2025, 09:09 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Indonesia kembali mencatat tonggak penting dalam perdagangan global dengan menorehkan rekor baru ekspor minyak sawit mentah (CPO) pada 2025. Sebagai produsen sekaligus eksportir terbesar di dunia, komoditas ini terus memperkokoh posisinya sebagai penyumbang devisa utama negeri.

Permintaan global terhadap sawit tetap tinggi, terutama dari India, Tiongkok, dan Uni Eropa. Meski tekanan isu lingkungan seperti deforestasi dan emisi masih menghantui, negara konsumen tetap mengandalkan sawit karena harganya lebih murah dibanding minyak nabati lain, termasuk kedelai dan bunga matahari.

Lonjakan ekspor sawit mendorong posisi Indonesia makin kuat dalam rantai pasok global. Dengan volume dan nilai perdagangan yang meningkat, Indonesia berhasil mengamankan peran strategisnya di pasar internasional, sekaligus mengukuhkan status sebagai pemain kunci energi terbarukan melalui biodiesel.

Sebagai komoditas unggulan, sawit terbukti mampu menopang neraca perdagangan Indonesia. Peningkatan ekspor memberi dampak langsung pada surplus perdagangan yang tercatat stabil positif di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Harga CPO di pasar internasional menjadi faktor penting dalam besarnya capaian nilai ekspor. Jika harga tetap tinggi, meski volume ekspor tidak bertambah signifikan, devisa yang masuk tetap meningkat dan memperkuat posisi Indonesia.

Pemerintah juga aktif mendorong hilirisasi sawit, bukan hanya bergantung pada penjualan CPO mentah. Produk turunan seperti margarin, sabun, kosmetik, hingga biodiesel menjadi strategi untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus menyerap lebih banyak tenaga kerja dalam negeri.

Nilai devisa dari ekspor sawit diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar per tahun. Dana tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas rupiah, memperkuat cadangan devisa, serta membiayai kebutuhan impor strategis seperti BBM, mesin industri, hingga obat-obatan.

Kinerja gemilang ini membuktikan sawit bukan sekadar sektor pertanian, melainkan mesin devisa yang menopang perekonomian nasional. Kontribusinya meluas, mulai dari petani kecil, pengusaha perkebunan, hingga perusahaan multinasional yang terlibat dalam rantai industri.

Meski begitu, tantangan masih membayangi, terutama dari regulasi ketat Uni Eropa terkait isu lingkungan dan keberlanjutan. Persaingan dengan Malaysia sebagai produsen sawit terbesar kedua dunia juga menuntut Indonesia untuk terus meningkatkan daya saing dan efisiensi.

Secara keseluruhan, rekor ekspor sawit tahun 2025 memberi optimisme baru bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini diyakini tetap menjadi tulang punggung perdagangan, meski transformasi menuju industri hijau dan berkelanjutan menjadi agenda yang tak bisa ditunda.