JAKARTA, Cobisnis.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan kembali beroperasi pada September di 2025.
Sekadar informasi, PTFI telah menghentikan operasional smelter usai terjadi kebakaran di area kerja smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik.
Lebih lanjut, Erick mengakui produksi PTFI akan mengalami keterlambatan hingga smelter dapat beroperasi secara normal.
“Kan nanti akan produksinya di bulan September (tahun depan). Yes, ada delay beberapa bulan,” tuturnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 24 Desember.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan insiden terbakarnya smelter tembaga PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur pada Senin, 14 Oktober lalu, menyebabkan operasional fasilitas pemurnian tersebut dihentikan sementara waktu.
“Smelternya terjadi kecelakaan, kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kami harus perbaiki dulu itu sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali,” ujar Tony yang dikutip Kamis, 5 Desember.
Tony bilang untuk tambahan besaran kuota ekspornya pihaknya telah mengajukan kepada pemerintah dan tengah menunggu persetujuan. Asal tahu saja, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI berlaku hingga 31 Desember 2024.
Namun sayangnya, Tony tidak memberikan keterangan lanjutan terhadap tambahan besaran kuota yang diajukan kepada pemerintah.
“Lagi kami diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota bukan relaksasi, ini tambahan kuota ekspor untuk tahun ini, tahun 2024 yang tinggal sebulan lagi ini," sambung Tony.
Lebih lanjut, Tony menambahkan, Freeport masih melakukan penghitungan terhadap estimasi waktu pemulihan smelter yang mengalami kebakaran pada Oktober silam. Berdasarkan perkiraan awal, smelter tersebut dapat kembali beroperasi penuh dalam waktu sekitar enam bulan.
"Kami lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan sekitar enam bulan lah," tandas Tony.
Sekadar informasi, PTFI telah menghentikan operasional smelter usai terjadi kebakaran di area kerja smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik.
Lebih lanjut, Erick mengakui produksi PTFI akan mengalami keterlambatan hingga smelter dapat beroperasi secara normal.
“Kan nanti akan produksinya di bulan September (tahun depan). Yes, ada delay beberapa bulan,” tuturnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 24 Desember.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan insiden terbakarnya smelter tembaga PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur pada Senin, 14 Oktober lalu, menyebabkan operasional fasilitas pemurnian tersebut dihentikan sementara waktu.
“Smelternya terjadi kecelakaan, kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kami harus perbaiki dulu itu sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali,” ujar Tony yang dikutip Kamis, 5 Desember.
Tony bilang untuk tambahan besaran kuota ekspornya pihaknya telah mengajukan kepada pemerintah dan tengah menunggu persetujuan. Asal tahu saja, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI berlaku hingga 31 Desember 2024.
Namun sayangnya, Tony tidak memberikan keterangan lanjutan terhadap tambahan besaran kuota yang diajukan kepada pemerintah.
“Lagi kami diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota bukan relaksasi, ini tambahan kuota ekspor untuk tahun ini, tahun 2024 yang tinggal sebulan lagi ini," sambung Tony.
Lebih lanjut, Tony menambahkan, Freeport masih melakukan penghitungan terhadap estimasi waktu pemulihan smelter yang mengalami kebakaran pada Oktober silam. Berdasarkan perkiraan awal, smelter tersebut dapat kembali beroperasi penuh dalam waktu sekitar enam bulan.
"Kami lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan sekitar enam bulan lah," tandas Tony.