JAKARTA, Cobisnis.com – Amsterdam dikenal dengan deretan rumah sempit dan tampak miring yang berjajar di sepanjang kanal. Bentuk bangunan yang tidak tegak lurus ini kerap menarik perhatian wisatawan dan menjadi salah satu ciri khas ibu kota Belanda tersebut. Meski terlihat tidak biasa, rumah-rumah miring ini tetap aman dihuni dan masih diminati hingga sekarang.
Kemunculan rumah-rumah ramping dan tinggi ini tidak lepas dari sejarah perdagangan Belanda. Pada masa lalu, Amsterdam menjadi pusat perdagangan dunia yang sangat padat. Pemerintah saat itu menerapkan aturan pajak bangunan berdasarkan lebar bagian depan rumah yang menghadap kanal. Untuk menghemat pajak, warga membangun rumah dengan lebar sempit namun menjulang ke atas.
Di sisi lain, kondisi geografis Belanda juga berperan besar. Sebagian wilayah negara ini berada di bawah permukaan laut, sehingga fondasi bangunan dibuat di atas tanah berpasir dengan penyangga kayu. Seiring waktu, fondasi tersebut terus terpapar air, menyebabkan kayu dan pasir mengalami pergeseran. Rumah-rumah yang tinggi dan berat pun menjadi lebih rentan miring meski hanya bergeser sedikit.
Akibat kondisi tersebut, banyak bangunan di Amsterdam terlihat condong ke satu sisi dan kerap dijuluki sebagai “rumah menari” karena tampak seolah bergerak. Meski demikian, bangunan-bangunan ini tetap dirawat dan diperkuat agar aman untuk ditinggali.
Menariknya, hingga kini rumah-rumah miring di Amsterdam justru memiliki nilai jual yang sangat tinggi, bahkan mencapai jutaan euro. Keunikan bentuk, nilai sejarah, serta posisinya yang strategis di kawasan kanal membuat hunian ini tetap diminati dan dianggap sebagai bagian penting dari warisan budaya kota Amsterdam.