Jamkrindo

Hadapi Ancaman Resesi, Jokowi Pakai Intelijen Ekonomi

Oleh Farida Ratnawati pada 30 Nov 2022, 22:50 WIB

JAKARTA,Cobisnis.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, situasi dunia saat ini berada di posisi yang sangat sulit akibat berbagai krisis yang terus berlanjut, seperti krisis energi, krisis pangan, hingga krisis finansial.

Menurut Jokowi, kondisi tersebut tentu memberi ekses negatif terhadap perekonomian Indonesia.

"Sekarang ini berada pada posisi yang sangat sulit. Urusan inflasi, urusan pertumbuhan ekonomi yang anjlok, urusan krisis energi, urusan krisis pangan yang diikuti dengan sulitnya mencari pupuk, krisis finansial, semuanya menghantui semua negara,” ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2022 di Jakarta pada Rabu, 30 November.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan kepada segenap jajaran untuk mengambil keputusan yang terukur dengan mempertimbangkan dampak positif maupun negatif yang bakal timbul.

"Hati-hati dalam membuat kebijakan, baik kebijakan fiskal maupun moneter. Apalagi, pada tahun 2023 diperkirakan dunia akan mengalami resesi global. Ini membuat semua negara akan berebut investasi," pesan dia kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Presiden menjelaskan, aliran modal yang masuk (capital inflow) berperan dalam mendorong perputaran uang di dalam negeri sehingga memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pula jika pusat maupun daerah agar tidak mempersulit investasi yang akan masuk.

"Jangan sampai ada yang terganggu. Kepercayaan yang sudah kita dapatkan jangan sampai hilang gara-gara kita salah men-treatment, salah memperlakukan investasi yang masuk ke negara kita karena ketatnya persaingan dalam merebut investasi," tegasnya.

Presiden memastikan pemerintah selalu mempelajari perkembangan investasi di negara lain yang tergolong ramai lewat intelijen ekonomi.

Kata dia, berbagai kebijakan yang bisa mendatangkan investasi lebih banyak menjadi pelajaran berharga, semisal adanya pemberian insentif tambahan maupun tax holiday.

“Kenapa lebih berbondong-bondong ke sana dan tidak berbondong-bondong ke sini? Ada kebijakan tambahan, ada insentif tambahan, kita pelajari, tax holiday, diberikan perlakuan-perlakuan yang lebih baik. Kita pelajari semuanya. Tapi kalau nanti di dalam pelaksanaan masih ada yang ganggu-ganggu, ya sudah buyar semuanya yang namanya policy kebijakan yang kita telah desain,” terang dia.

Di samping itu, presiden juga mengingatkan agar platform online single submission (OSS) dibenahi dan ditingkatkan dari sisi kemampuan.

Pasalnya, kata jokowi, platform tersebut dinilai cepat melayani investasi agar menjaga kepercayaan para investor.

“Platformnya tolong betul-betul dilihat lagi, dibenahi betul agar yang namanya kita sampaikan cepat, kalau kita ngomong lima menit, lima menit betul, kalau kita ngomong satu jam, satu jam betul. Jangan sampai saya disuruh ngomong satu jam, faktanya bisa enam bulan. Waduh, nggak dipercaya kita nanti. Tolong diperbaiki, masih banyak yang perlu diperbaiki dari platform ini,” tutup Presiden Jokowi.

Tag Terkait