Jamkrindo

Hasil Autopsi: Juliana Marins Diperkirakan Wafat 20 Menit Usai Insiden Jatuh

Oleh Muh. Abdi Sesardiman pada 28 Jun 2025, 13:02 WIB

Denpasar, Bali, Cobisnis.com – Seorang pendaki berkebangsaan Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia dalam waktu singkat setelah mengalami kecelakaan serius di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil autopsi yang dilakukan di RS Bali Mandara, Denpasar, menunjukkan bahwa kematian Juliana diakibatkan oleh cedera parah akibat benturan keras.

Menurut dr. Ida Bagus Putu Alit, seorang Dokter Spesialis Forensik di RS Bali Mandara, benturan tersebut menyebabkan pendarahan masif di area rongga dada Juliana. "Benturan keras terjadi pada bagian punggung," jelas dr. Putu Alit pada Jumat (27/6) di Denpasar.

Analisis Hasil Autopsi Estimasi waktu kematian Juliana, berdasarkan temuan autopsi, adalah sekitar 20 menit setelah insiden benturan. "Kami memperkirakan sekitar 20 menit," tambahnya. Dr. Putu Alit menegaskan bahwa analisis ini didasarkan pada kondisi luka-luka yang ditemukan pada korban, yang mengindikasikan bahwa kematian terjadi relatif cepat setelah cedera.

Mengenai spekulasi yang beredar di masyarakat, termasuk dugaan bahwa Juliana mungkin masih hidup sesaat setelah terjatuh karena adanya gerakan, dr. Putu Alit menolak untuk memberikan komentar. Ia menekankan bahwa pihaknya hanya akan berbicara berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dari hasil autopsi. "Kami hanya berpegang pada fakta. Tidak ada bukti bahwa korban meninggal dalam jangka waktu yang lama," katanya, menegaskan prinsip forensik yang independen dari asumsi.

Respons Publik dan Proses Evakuasi Kematian Juliana Marins setelah terjatuh di Gunung Rinjani telah menarik perhatian luas, terutama karena lamanya proses evakuasi yang menjadi sorotan. Insiden ini bahkan menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan banyak netizen dari Brasil turut menyuarakan keprihatinan dan menuntut penjelasan. Gelombang simpati dan permintaan informasi mengenai penanganan kasus ini menunjukkan betapa besar perhatian publik terhadap keselamatan pendaki, terutama di destinasi populer seperti Gunung Rinjani.