JAKARTA, Cobisnis.com - PT Freeport Indonesia saat ini tengah menyelesaikan smelter tembaga kedua di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi mengatakan pembangunan smelter berjalan lancar dan sesuai target.
“Progres pembangunan smelter saat ini sesuai dengan rencana dan siap beroperasi di bulan Juni 2024. Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” tegas Jenpino dalam kerangan resmi, Jumat 1 Maret.
Proyek Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting dengan nilai investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023.
Smelter ini menggunakan teknologi double flash smting dan converting smelter hydrometallurgy PMR dan dapat memproduksi katoda tembaga, emas, perak murni batangan dan Platinum Group Metals (PGM). Sementara produk sampingan yang dihasilkan adalah asam sulfat, terak, gipsum dan timbal.
Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Adapun proses pre-commisioning dan commisioning dilakukan hingga akhir Mei 2024 dan mulai beroperasi pada Juni 20204 dengan produksi pertama pada Agustus tahun yang sama. Sedangkan peningkatan produksi hingga operasi penuh direncanakan pada akhir tahun 2024.
Kemudian tenaga kerja yang diserap pada pembangunan smelter ini sebanyak 34.000 tenaga kerja dengan komposisi 99 persen berasal dari Indonesia dengan 56 persen di antaranya berasal dari Jawa Timur.
Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi mengatakan pembangunan smelter berjalan lancar dan sesuai target.
“Progres pembangunan smelter saat ini sesuai dengan rencana dan siap beroperasi di bulan Juni 2024. Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” tegas Jenpino dalam kerangan resmi, Jumat 1 Maret.
Proyek Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting dengan nilai investasi hingga 3,1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023.
Smelter ini menggunakan teknologi double flash smting dan converting smelter hydrometallurgy PMR dan dapat memproduksi katoda tembaga, emas, perak murni batangan dan Platinum Group Metals (PGM). Sementara produk sampingan yang dihasilkan adalah asam sulfat, terak, gipsum dan timbal.
Smelter tembaga dengan Design Single Line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Adapun proses pre-commisioning dan commisioning dilakukan hingga akhir Mei 2024 dan mulai beroperasi pada Juni 20204 dengan produksi pertama pada Agustus tahun yang sama. Sedangkan peningkatan produksi hingga operasi penuh direncanakan pada akhir tahun 2024.
Kemudian tenaga kerja yang diserap pada pembangunan smelter ini sebanyak 34.000 tenaga kerja dengan komposisi 99 persen berasal dari Indonesia dengan 56 persen di antaranya berasal dari Jawa Timur.