Jamkrindo

Jatuh Bangun Generasi Sandwich: Anak Driver Taxi, yang Lulus Cumlaude dan Kini Jadi Diaspora di Australia

Oleh Farida Ratnawati pada 30 Jun 2025, 13:51 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Indonesia tidak pernah kekurangan anak muda inspiratif. Termasuk Bima Wicaksono, anak muda berusia 29 tahun asal Jakarta ini yang kini membangun hidup sebagai diaspora di Australia.

Bima merupakan satu dari 56 juta anak muda Indonesia yang menjadi generasi sandwich. Perjuangannya menjadi salah satu tulang punggung keluarganya ia mulai sejak ia SMP, di mana saat itu kondisi keuangan keluarganya yang sangat sulit.

Sejak ayahnya jatuh bangkrut dan beralih profesi menjadi driver taksi, Bima yang masih remaja pun memilih bekerja dan ikut mendukung ekonomi keluarganya.

Saat itu, anak pertama dari lima bersaudara ini berusaha bertahan dan melakukan berbagai hal dan profesi untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, serta membiayai sekolahnya dan adik-adiknya. Mulai dari berjualan makanan di sekolah, jersey bola saat car free day, reseller alat kesehatan, hingga magang di salah satu startup teknologi terbesar di Indonesia setelah lulus SMK.

Namun, tidak satupun pengalaman tersebut ia sesali. Malah baginya, pengalaman tersebut menempanya hingga memiliki semangat juang yang tinggi dan tangguh menghadapi berbagai tantangan sejak ia muda.

Hidupnya mulai berubah sejak ia kuliah. Berkat kegigihannya bekerja, berorganisasi sambil berkuliah, ia mulai membangun fondasi hidupnya satu persatu, dan berbagai kesempatan pun muncul. Hingga pada akhirnya, ia berhasil lulus dari UPN Veteran Jakarta dengan predikat cumlaude, menjadikannya lulusan terbaik di fakultas dan jurusannya kala itu.

Tidak hanya itu, ia juga berhasil memenangkan berbagai kompetisi bisnis dan debat tingkat nasional, menjadi inisiator dan ketua di berbagai organisasi, yang akhirnya membuka banyak kesempatan dalam berkarir.

Namun, meskipun ceritanya terdengar hebat dan menginspirasi, tentunya beban yang dipikul sejak muda juga memberikan dampak kepada dirinya, termasuk secara mental.

Hampir Menyerah, Menemukan Kesempatan Kedua Memperingati bulan kesehatan mental pada bulan Juni, Bima pun membagikan pengalamannya berjuang pulih dari beban mental yang ia hadapi beberapa tahun lalu.

Seperti perumpamaan ‘lelaki tidak bercerita, namun beban dan luka ia jalani dalam diam’. Kondisi ini sempat semakin parah saat pandemi, di mana karena satu dan lain hal, ia harus sepenuhnya menanggung beban keuangan keluarganya.

Beban itu ia hadapi dengan berlapang dada, penuh jatuh bangun. Ada kalanya ia jatuh sakit dan merasa hampir menyerah.

Namun, daripada memilih untuk menyalahkan atau mengutuk keadaan, ia memilih untuk bangkit. Berkat dukungan orang terdekat serta didorong tekadnya untuk bangkit dan mengubah nasib keluarganya, perlahan tapi pasti, ia kembali menemukan kesempatan kedua dan membangun rasa percaya dirinya.

Baginya, menyerah bukan pilihan. Ia percaya, sebagai seseorang yang diandalkan adik-adik dan keluarganya, ia harus tetap kuat dan berdiri kokoh.

Ia pun mulai berkonsultasi ke tenaga profesional (psikolog), membangun kembali kesehatan mentalnya, serta mulai aktif berolahraga. Sejak aktif berolahraga, ia mampu mengatur pikirannya hingga lebih sehat dan hidupnya kembali terarah.

Perjuangannya tidak berhenti sampai disitu. Tahun 2023, ia mengambil langkah berani untuk mengadu nasib dan mulai lembaran baru di Australia dengan bekerja sebagai WHV (Working Holiday Visa), demi masa depan lebih baik untuk dirinya dan keluarga.

Kala itu, ia harus merendahkan hatinya dan memilih untuk mulai dari nol. Sebelumnya, ia telah memiliki karir yang cukup baik, dengan menjadi Associate Manager di salah satu perusahaan kreatif serta Manager di salah satu perusahaan retail di Ibukota.

Termasuk pula berbagai pencapaian dan rasa bangga menjadi predikat lulusan terbaik dan cumlaude harus ia ‘relakan’ dengan bekerja sebagai buruh kasar di Australia. Bahkan, banyak teman-temannya kala itu yang mempertanyakan dan meragukan pilihannya untuk memulai dari nol di Australia.

Namun, keputusan tersebut ia pilih demi kesempatan dan masa depan yang lebih baik baginya dan keluarga, untuk jangka panjang.

Sejak dua tahun terakhir, ia membangun karirnya dari nol. Ia sempat bekerja sebagai salah satu pekerja kasar di peternakan di Adelaide, Australia. Hidupnya tidak seindah dan semewah yang ia bayangkan. Adaptasi dengan lingkungan baru dan asing, jauh dari keluarga, membuatnya harus terus bertahan hidup. Ia pun semakin belajar mandiri dan membangun hidupnya dari awal.

Berkat kegigihannya, ia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan dipercaya menjadi Construction Estimator di salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Kota Adelaide, Australia. Secara perlahan, ia pun mendapatkan tanggung jawab dan karir yang semakin baik di sana.

Tidak hanya bekerja, ia juga aktif beribadah dan berorganisasi di organisasi di tempat ia tinggal. Di tengah kesibukannya bekerja, ia aktif menjadi dalam organisasi kepemudaan seperti Ketua Muda Mudi Association of Islamic Da’wah South Australia, Ketua WHV Australia for Association of Islamic Dawah Australia, serta menjadi Bendahara di Adelaide University Gymnastic Club.

Bagi Bima, perjalanan perjuangannya saat ini tidak hanya untuknya, tapi untuk jutaan generasi sandwich Indonesia yang berjuang keras menanggung beban dan berusaha untuk mengubah nasibnya dan keluarganya.

Ia percaya bahwa masa lalunya yang sulit serta dukungan yang ia terima hingga saat ini membuatnya tetap rendah hati dan memilih untuk berkontribusi kembali bagi Indonesia, bahkan walaupun secara fisik ia tidak berada di Tanah Air.

“Saya percaya, sebagai anak muda, kita selalu punya pilihan untuk bangkit dari setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi. Jangan pernah menyerah. Bangun percaya dirimu dengan terus berdoa, melakukan hal-hal produktif. Jika kita terus bertekad kuat dan berusaha, saya yakin masa depan kita pasti akan cerah,” ungkap Bima.

Lewat akun Instagram @bisew dan TikTok @hi_bisew, ia membagikan ceritanya dengan sederhana dan nyata. Ia berharap bisa menginspirasi dan mengajak anak-anak muda Indonesia lainnya untuk tidak menyerah dan terus bangkit membangun hidup mereka.

Untuk mendukung dirinya tetap sehat dan produktif, ia aktif berolahraga kalistenik hingga gymnastic. Baginya, berolahraga sangat membantu tidak hanya untuk fisiknya, namun juga menjaga kesehatan mentalnya serta melatih disiplin diri.

Hal tersebut juga menjadi motivasinya mengikuti ajang pencarian Inspirator Hidup Sehat - The New L-Men of The Year 2025, yang membuatnya terpilih menjadi salah satu Grand Finalist mewakili DKI Jakarta 2.

Ia berharap dapat memanfaatkan platform besar seperti ajang TNLOTY untuk membagikan ceritanya dan menginspirasi anak muda Indonesia, baik di Tanah Air maupun belahan dunia lainnya, untuk berani keluar dari zona nyaman dan membangun hidup sehat.

Lebih dari itu, ia juga ingin menginspirasi para generasi sandwich Indonesia yang mungkin sedang berjuang untuk mengubah nasibnya dan keluarganya menjadi lebih baik - dimulai dengan mencintai diri sendiri lewat hidup sehat, sehingga mereka mampu mewujudkan impian dan harapan mereka serta keluarga.

“Dengan kampanye #UpgradeLuarDalam yang saya inisiasikan, saya mengajak teman-teman lainnya untuk membangun hidup, mulai dengan berolahraga dan hidup sehat. Tidak hanya sehat secara fisik, berolahraga sangat membantu saya menjadi lebih percaya diri dan kuat secara mental. Dan saya ingin teman-teman lain juga ikut merasakan manfaatnya - khususnya bagi mereka yang sedang berjuang mengejar mimpi,” tutupnya.