JAKARTA, Cobisnis.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, sudah ada investor yang tertarik berinvestasi sektor tekstil di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, investasi yang bakal masuk itu khususnya di sektor benang dan pabrik tekstil terintegrasi.
"Semester dua sudah ada (berminat). Tapi, itu indikasi bagaimana investor melihat Indonesia dari sisi tekstil," ucap Taufiek kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jakarta, Jumat, 1 Agustus.
Taufiek menyebut, investor yang berminat itu berasal dari Swedia dan China.
"Ada variasi. Yang kemarin, kan, ada join dengan Swedia di Brebes, kedua dari China," katanya.
Meski begitu, Taufiek enggan memberikan informasi lebih lanjut berapa nilai investasi yang akan digelontorkan.
Sebelumnya, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), salah satu produsen kimia dan serat poliester terbesar di Indonesia, resmi menghentikan seluruh operasional pabriknya di Karawang, Jawa Barat, secara permanen.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), POLY menghadapi lesunya permintaan produk industri, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Manajemen menjelaskan, kelebihan kapasitas global, naiknya tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) hingga kenaikan harga bahan baku menjadi tantangan bisnis perusahaan.
Sementara di dalam negeri, perusahaan menghadapi ketidakpastian kebijakan pemerintah, seperti penerapan bea anti-dumping dan revisi peraturan importasi belum sesuai harapan industri.
"Oleh karena itu, perusahaan akan mendeklarasikan penutupan permanen unit produksi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk merevisi proyeksi bisnisnya berdasarkan operasi pabrik Kaliwungu–Kendal di masa mendatang," jelas manajemen POLY dikutip dari Keterbukaan Informasi, Selasa, 22 Juli.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, investasi yang bakal masuk itu khususnya di sektor benang dan pabrik tekstil terintegrasi.
"Semester dua sudah ada (berminat). Tapi, itu indikasi bagaimana investor melihat Indonesia dari sisi tekstil," ucap Taufiek kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jakarta, Jumat, 1 Agustus.
Taufiek menyebut, investor yang berminat itu berasal dari Swedia dan China.
"Ada variasi. Yang kemarin, kan, ada join dengan Swedia di Brebes, kedua dari China," katanya.
Meski begitu, Taufiek enggan memberikan informasi lebih lanjut berapa nilai investasi yang akan digelontorkan.
Sebelumnya, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), salah satu produsen kimia dan serat poliester terbesar di Indonesia, resmi menghentikan seluruh operasional pabriknya di Karawang, Jawa Barat, secara permanen.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), POLY menghadapi lesunya permintaan produk industri, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Manajemen menjelaskan, kelebihan kapasitas global, naiknya tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) hingga kenaikan harga bahan baku menjadi tantangan bisnis perusahaan.
Sementara di dalam negeri, perusahaan menghadapi ketidakpastian kebijakan pemerintah, seperti penerapan bea anti-dumping dan revisi peraturan importasi belum sesuai harapan industri.
"Oleh karena itu, perusahaan akan mendeklarasikan penutupan permanen unit produksi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk merevisi proyeksi bisnisnya berdasarkan operasi pabrik Kaliwungu–Kendal di masa mendatang," jelas manajemen POLY dikutip dari Keterbukaan Informasi, Selasa, 22 Juli.