JAKARTA, Cobisnis.com – Harga barang di minimarket kerap lebih tinggi dibanding pasar tradisional meski produknya sama. Perbedaan ini bukan semata soal keuntungan, tapi lebih pada struktur biaya, sistem distribusi, hingga strategi bisnis yang dijalankan oleh masing-masing pelaku usaha.
Minimarket memiliki biaya operasional tetap yang besar. Biaya sewa tempat, listrik, pendingin ruangan, keamanan, hingga sistem kasir digital menjadi komponen yang harus ditanggung setiap bulan. Seluruh biaya tersebut kemudian ikut memengaruhi harga jual barang di rak.
Sementara di pasar tradisional, pedagang beroperasi dengan struktur biaya yang jauh lebih efisien. Banyak pedagang tidak membayar pajak besar, tidak memiliki beban listrik tinggi, dan tidak membutuhkan sistem digital yang kompleks. Hal ini membuat harga barang bisa dijual lebih murah kepada pembeli.
Dari sisi rantai pasok, minimarket biasanya menggunakan sistem distribusi terpusat. Barang dari produsen dikirim ke gudang utama sebelum disebar ke seluruh cabang. Proses ini menambah biaya transportasi dan logistik, yang akhirnya juga masuk ke dalam harga jual.
Sebaliknya, pedagang pasar tradisional sering membeli barang langsung dari grosir lokal atau pemasok terdekat. Rantai distribusi yang pendek membuat biaya logistik bisa ditekan, sehingga margin keuntungan tetap ada meski harga jual lebih rendah.
Selain itu, harga barang di minimarket sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan margin keuntungan yang diatur perusahaan. Artinya, harga di rak mencerminkan biaya operasional dan kewajiban pajak yang resmi. Sementara sebagian besar pedagang pasar tidak memungut PPN, sehingga bisa lebih fleksibel dalam menentukan harga.
Dari sisi layanan, minimarket menawarkan kenyamanan dan standar pelayanan yang lebih tinggi. Konsumen membayar sedikit lebih mahal untuk mendapatkan tempat belanja ber-AC, sistem pembayaran non-tunai, keamanan, serta jam operasional yang lebih panjang, bahkan 24 jam.
Strategi harga di minimarket juga berbeda. Harga diatur secara nasional oleh manajemen pusat, bukan berdasarkan kondisi pasar harian. Akibatnya, harga tidak bisa turun secara spontan meski stok melimpah. Pedagang pasar memiliki fleksibilitas untuk menawar harga sesuai kondisi permintaan.
Ekonom menilai bahwa perbedaan harga antara minimarket dan pasar tradisional mencerminkan dua model ekonomi yang berjalan berdampingan. Minimarket menjual kenyamanan dan kepastian, sementara pasar tradisional menjual fleksibilitas dan kedekatan sosial.
Keduanya memiliki segmen pembeli masing-masing. Dalam konteks ekonomi, keberadaan kedua model ini penting untuk menjaga keseimbangan antara efisiensi modern dan daya beli masyarakat akar rumput.