Jamkrindo

Kurs Rupiah Stabil dan Salah Satu yang Terbaik di Dunia

Oleh Farida Ratnawati pada 16 Jun 2024, 13:52 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS sangat stabil dan menjadi salah satu mata uang dengan nilai tukar terbaik di dunia.

Pernyataan Perry tersebut menanggapi kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi turun 30 poin atau 0,18 persen menjadi Rp16.300 per dolar AS.

"Kan stabil. Dolar kan stabil terus. Itu salah satu yang terbaik di dunia. Rupiah kita sangat stabil, salah satu yang terbaik di dunia," kata Perry di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 14 Juni.

Perry mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain, seperti won (Korea Selatan), peso (Filipina), baht (Thailand), dan yen (Jepang).

"(Rupiah) Indonesia itu sangat rendah dan kalau dibandingkan dengan negara lain sangat, lebih rendah dari negara lain. Depresiasi kita adalah paling termasuk yang rendah dan stabil," kata Perry.

Menurut Perry, depresiasi rupiah terhadap dolar AS masih dalam posisi yang rendah karena Bank Indonesia juga terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar.

Sejumlah upaya yang dilakukan, yakni intervensi, kemudian penarikan portofolio asing, seperti saham dan obligasi ke dalam negeri. "Semua berjalan baik, stabil dan sudah diapresiasi oleh Presiden," kata Perry.

Dalam kesempatan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menilai kurs rupiah yang berada pada level Rp16.200-Rp16.300 per dolar AS masih dalam posisi yang baik di tengah ketidakpastian global.

"Ya ketidakpastian global sekarang ini memang menghantui semua negara, tapi menurut saya kalau masih di angka Rp16.200-Rp16.300 (per dolar AS) masih posisi yang baik," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers seusai menghadiri HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Senin 10 Juni.

Menurut Presiden, saat ini semua negara mengalami hal yang sama, yakni tertekannya nilai mata uang mereka terhadap dolar AS.