JAKARTA, Cobisnis.com – Perusahaan utilitas air Filipina, Maynilad Water Services Inc, resmi memulai masa penawaran umum perdana (IPO) pada Kamis setelah mendapatkan persetujuan dari otoritas pasar modal. IPO ini bernilai hingga 34,3 miliar peso (sekitar $590 juta), dengan harga penawaran 15 peso per saham.
Maynilad, yang merupakan konsesi air swasta terbesar di Filipina, menyatakan bahwa masa penawaran berlangsung hingga 29 Oktober, menjelang pencatatan saham di Bursa Efek Filipina (PSE) pada 7 November. Penawaran ini menjadi IPO terbesar di Filipina tahun 2025 dan terbesar sejak IPO Monde Nissin senilai $1 miliar pada 2021.
Perusahaan menawarkan 1,66 miliar saham biasa dan 24,9 juta saham primer kepada First Pacific Co Ltd, disertai opsi overallotment hingga 249 juta saham dan upsize option 354,7 juta saham sekunder. Jika seluruh opsi digunakan, valuasi Maynilad mencapai sekitar 151 miliar peso.
Hasil IPO akan digunakan untuk pembiayaan belanja modal dan keperluan korporasi umum. Investor utama (cornerstone investors) mencakup International Finance Corp (IFC), Asian Development Bank (ADB), serta beberapa lembaga keuangan domestik dan internasional seperti BDO Capital, BPI Asset Management, abrdn Malaysia, dan Maybank Asset Management Singapore.
IPO ini diatur oleh BPI Capital sebagai penjamin emisi domestik utama, dengan HSBC, Morgan Stanley, dan UBS bertindak sebagai koordinator global bersama.
Langkah ini menegaskan laporan Reuters sebelumnya pada Oktober yang menyebutkan bahwa investor utama akan mengambil porsi besar dari penawaran tersebut.