JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menanggapi capaian positif sektor pangan nasional yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Kata Amran, keberhasilan peningkatan produksi padi dan beras tahun 2025 merupakan hasil kerja keras petani, dukungan penuh pemerintah, serta sinergi berbagai pihak dalam memperkuat ekosistem pangan nasional.
"Alhamdulillah, BPS sudah mengeluarkan rilis baru saja ini tadi, produksi kita terus meningkat, naik signifikan dibandingkan sebelumnya. Ini bukti bahwa intervensi pemerintah hadir, mulai dari penyediaan pupuk, perbaikan irigasi, dan bantuan lainnya dari presiden kita benar-benar dirasakan oleh petani," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 1 September.
Amran menambahkan, pemerintah berkomitmen terus mengawal tren positif tersebut. Ia menyebut capaian ini menjadi pijakan penting bagi Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan sekaligus menuju lumbung pangan dunia.
"Kita harus terus jaga tren positif ini agar Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi juga lumbung pangan dunia, itu yang diimpikan bapak presiden. Ada tiga bulan ke depan untuk berproduksi di tahun ini, itu harus kita optimalkan," ucapnya.
Sebelumnya, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa produksi beras nasional sepanjang Januari–Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Angka ini naik 3,37 juta ton atau 12,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan produksi beras didorong oleh melonjaknya produksi padi. Sepanjang Januari–Oktober 2025, produksi padi diperkirakan mencapai 53,87 juta ton gabah kering giling (GKG), atau naik 5,84 juta ton GKG (12,17 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Tren positif juga diprediksi berlanjut hingga tiga bulan mendatang. Produksi padi Agustus–Oktober 2025 diperkirakan 15,80 juta ton GKG, naik 0,63 juta ton atau 4,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, potensi beras mencapai 9,11 juta ton, meningkat 0,36 juta ton atau 4,17 persen secara tahunan.
Kenaikan produksi ini ditopang oleh luas panen yang lebih besar. Luas panen padi Januari–Oktober 2025 diproyeksikan 10,22 juta hektare, naik 1,09 juta hektare atau 11,90 persen dibandingkan periode yang sama 2024.
"Alhamdulillah, BPS sudah mengeluarkan rilis baru saja ini tadi, produksi kita terus meningkat, naik signifikan dibandingkan sebelumnya. Ini bukti bahwa intervensi pemerintah hadir, mulai dari penyediaan pupuk, perbaikan irigasi, dan bantuan lainnya dari presiden kita benar-benar dirasakan oleh petani," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 1 September.
Amran menambahkan, pemerintah berkomitmen terus mengawal tren positif tersebut. Ia menyebut capaian ini menjadi pijakan penting bagi Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan sekaligus menuju lumbung pangan dunia.
"Kita harus terus jaga tren positif ini agar Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi juga lumbung pangan dunia, itu yang diimpikan bapak presiden. Ada tiga bulan ke depan untuk berproduksi di tahun ini, itu harus kita optimalkan," ucapnya.
Sebelumnya, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa produksi beras nasional sepanjang Januari–Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Angka ini naik 3,37 juta ton atau 12,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan produksi beras didorong oleh melonjaknya produksi padi. Sepanjang Januari–Oktober 2025, produksi padi diperkirakan mencapai 53,87 juta ton gabah kering giling (GKG), atau naik 5,84 juta ton GKG (12,17 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Tren positif juga diprediksi berlanjut hingga tiga bulan mendatang. Produksi padi Agustus–Oktober 2025 diperkirakan 15,80 juta ton GKG, naik 0,63 juta ton atau 4,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, potensi beras mencapai 9,11 juta ton, meningkat 0,36 juta ton atau 4,17 persen secara tahunan.
Kenaikan produksi ini ditopang oleh luas panen yang lebih besar. Luas panen padi Januari–Oktober 2025 diproyeksikan 10,22 juta hektare, naik 1,09 juta hektare atau 11,90 persen dibandingkan periode yang sama 2024.