Jamkrindo

Menteri Rosan: LG Masih Akan Berinvestasi di Indonesia

Oleh Farida Ratnawati pada 30 Apr 2025, 08:44 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ungkapkan perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG masih akan melanjutkan investasinya di Indonesia, meskipun total penanaman modalnya tidak sebesar komitmen awal senilai 9,8 miliar dolar AS.

Hal tersebut disampaikan oleh, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani dalam konferensi pers, Selasa, 29 April.

"Memang kemarin ada berita LG, salah satu investasinya tidak dilanjutkan. Tapi, tidak semua program itu mereka berhenti. Dari 4, satu sudah berjalan. Dan besok saya akan datang ke salah satu tempat investasinya," tuturnya.

Adapun, proyek yang masih berjalan ini berada di sektor produksi sel baterai, dengan nilai investasi yang telah direalisasikan mencapai 1,1 miliar dolar AS dan berencana menambah investasi sebesar 1,7 miliar dolar AS untuk mengembangkan proyek tersebut lebih lanjut.

Rosan menjelaskan bahwa tiga dari empat joint venture LG memang memutuskan untuk tidak melanjutkan investasinya. Namun, proyek satunya tetap melanjutkan penanaman modalnya

"Mundur ini sebetulnya hanya di joint venture yang satu, dua, dan tiga, yang keempat ini sudah berjalan dan sudah selesai investasinya nilainya 1,1 miliar dolar AS itu di battery cell. Itu sudah selesai. Justru mereka ingin menambah investasi yang 1,1 miliar dolar AS ke 1,7 miliar dolar AS untuk pengembangan dari investasi tersebut," tuturnya.

Sementara itu, posisi yang ditinggalkan oleh LG dalam ekosistem kendaraan listrik Indonesia akan diisi oleh perusahaan asal Tiongkok yaitu Huayou lantaran telah menyatakan komitmennya untuk mengisi tempat yang ditinggalkan perusahaan asal Korea Selatan.

Selain itu, Huayou juga diketahui telah berinvestasi di kawasan industri Morowali dan Weda Bay.

Rosan menyampaikan bahwa Pemerintah akan melanjutkan pembicaraan dengan Huayou pada Mei mendatang untuk mendalami rencana investasinya di sektor kendaraan listrik dalam waktu dekat.

"Nanti kita akan lanjutkan pembicaraan lebih detail pada Mei untuk menindaklanjuti. Tapi pada intinya mereka siap masuk merealisasikan yang grand package, karena investasi yang besar dalam rangka merealisasikan rencana dan target yang mungkin kemarin selama lima tahun terakhir tertunda," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa langkah ini merupakan sinyal positif karena mitra yang tertarik melanjutkan investasi adalah pihak yang sudah memiliki rekam jejak di Indonesia.

"Kita harapkan ini lebih banyak menggunakan material yang ada di Indonesia. Itu yang kita dorong dan kita melihatnya ini menjadi hal yang positif karena partner yang berminat adalah yang sudah berinvestasi di Indonesia selama ini," pungkasnya.