JAKARTA, Cobisnis.com – Harga obligasi pemerintah Jepang (Japanese Government Bonds/JGB) tenor panjang kembali melemah pada perdagangan Rabu (3/9/2025). Kondisi ini mendorong imbal hasil atau yield JGB 30 tahun melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Yield JGB tenor 30 tahun naik 8 basis poin menjadi 3,28%, sementara yield tenor 20 tahun bertambah 7 basis poin ke 2,69%, tertinggi sejak Oktober 1999. Kenaikan yield mencerminkan turunnya harga obligasi, menandakan tekanan besar pada pasar utang Jepang.
Gejolak pasar dipicu rencana pengunduran diri Hiroshi Moriyama, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dikenal dekat dengan Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Posisi Moriyama dinilai penting bagi stabilitas politik Ishiba, yang belakangan mendapat desakan mundur usai kekalahan partai dalam pemilu.
Menurut Takashi Fujiwara, Chief Fund Manager Resona Asset Management, peluang Ishiba untuk mundur kini semakin besar. Jika itu terjadi, pasar menilai pemerintah berpotensi menambah belanja fiskal, yang dapat memicu sentimen negatif di pasar obligasi.
Selain itu, muncul spekulasi bahwa Sanae Takaichi bisa menggantikan posisi Ishiba. Takaichi dikenal mendukung kebijakan suku bunga ultra-rendah Bank of Japan, sambil mendorong stimulus fiskal lebih besar. Hal ini menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter dan fiskal Jepang.
Lelang obligasi tenor 30 tahun yang akan digelar dalam waktu dekat juga ikut menekan sentimen investor. Pasar akan mencermati respons investor terhadap kondisi politik yang bergejolak, sekaligus prospek imbal hasil yang terus menanjak.