JAKARTA, Cobisnis.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong petani untuk memanfaatkan pupuk organik bersubsidi Petroganik sebagai langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan sekaligus peningkatan produktivitas. Ajakan ini disampaikan dalam kegiatan panen bersama pada program Demonstration Plot (Demplot) Petroganik di Desa Soco, Kecamatan Slogihimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (21/11/2025).
Senior Manager Pendukung Penjualan Regional 2 Pupuk Indonesia, Binti Zumriati, menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik penting dilakukan karena kondisi C-organik tanah di banyak wilayah, termasuk Wonogiri, masih tergolong rendah.
“Mayoritas lahan pertanian di Indonesia memiliki kandungan C-organik rendah. Hasil uji sampel di Wonogiri pun menunjukkan angka rata-rata di bawah 2 persen,” ujar Binti.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pupuk Indonesia bersama Himpunan Mitra Produsen Pupuk Organik (HIMPO) menghadirkan demplot Petroganik sebagai contoh nyata bagi petani. Kombinasi pupuk organik dan anorganik terbukti memberikan hasil yang lebih optimal.
Dari percobaan penggunaan Petroganik dengan dosis 1.000 kilogram per hektare, pertumbuhan tanaman terlihat lebih baik dan hasil panen meningkat hingga 30 persen. Berdasarkan hasil ubinan, produktivitas naik dari rata-rata 7,5 ton/ha menjadi 9,8 ton/ha. Lahan demplot yang telah menggunakan Petroganik selama dua musim juga menunjukkan peningkatan kandungan C-organik dari 1,65% menjadi 2,1%.
“Kami berharap pemakaian Petroganik bisa dilakukan secara berkelanjutan agar kualitas tanah terus membaik dan hasil pertanian meningkat. C-organik memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan unsur hara, sehingga tanah dengan kandungan rendah biasanya kurang subur,” jelas Binti.
Ia menambahkan bahwa penggunaan pupuk organik tidak hanya berdampak pada peningkatan panen, tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan. Melalui demplot ini, Pupuk Indonesia berbagi praktik baik dan pengalaman dengan petani yang telah merasakan manfaat penggunaan pupuk organik.
Binti juga memaparkan perkembangan penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini. Realisasi penebusan Petroganik di Wonogiri sudah mencapai 69 persen dari total alokasi 1.000 ton pada 2025. Untuk seluruh jenis pupuk bersubsidi, penyaluran di Wonogiri telah mencapai 77,7 persen, atau 47.076 ton dari alokasi 60.561 ton. Sementara itu, realisasi penebusan pupuk bersubsidi di Jawa Tengah berada di angka 82,5 persen, yaitu 1.161.098 ton dari alokasi 1.407.307 ton.
“Manfaat pupuk organik tidak hanya dirasakan hari ini, tetapi juga dalam jangka panjang. Ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan guna mendukung swasembada pangan nasional,” tutup Binti Zumriati.