Jamkrindo

Petani dan Peternak Jadi Profesi Langka di Swiss

Oleh Desti Dwi Natasya pada 09 Nov 2025, 05:48 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Di negara kaya seperti Swiss, ternyata ada satu profesi yang makin ditinggalkan warganya — jadi petani dan peternak. Kalau di Indonesia kita masih bisa lihat sawah luas dan hasil bumi berlimpah, beda halnya dengan Swiss yang justru menghadapi krisis di sektor pertanian dan peternakan.

Padahal, secara geografis, Swiss dikenal punya alam yang indah dan sistem pertanian yang maju. Tapi kenyataannya, hampir setiap tahun para petani dan peternak di sana mengalami kerugian besar.

Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan iklim ekstrem yang bikin hasil panen menurun drastis. Tahun 2024 bahkan disebut sebagai tahun terburuk dalam satu dekade terakhir bagi petani gandum di Swiss. Banyak ladang gagal panen dan hasilnya tidak bisa dijual sama sekali.

Akibat kondisi itu, banyak orang Swiss memilih untuk tidak lagi bekerja di sektor pertanian. Profesi petani dan peternak kini dianggap tidak menjanjikan secara finansial.

Padahal, pemerintah Swiss sebenarnya sudah memberikan subsidi tahunan untuk membantu para petani, termasuk insentif khusus bagi peternak yang mampu mengelola kotoran sapi dengan baik. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong inovasi dalam pengelolaan limbah ternak.

Meski begitu, minat masyarakat untuk bekerja di sektor ini tetap rendah. Tantangan cuaca, tingginya biaya operasional, serta kecilnya margin keuntungan membuat profesi petani dan peternak di Swiss kini berada di ambang krisis regenerasi.