Jamkrindo

Rendang, Warisan Kuliner Minang yang Jadi Makanan Terenak di Dunia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 14 Sep 2025, 08:25 WIB

Rendang, masakan khas Minang berbahan dasar daging sapi dengan bumbu rempah, tersaji menggugah selera dan menjadi ikon kuliner Indonesia yang mendunia.

JAKARTA, Cobisnis.com – Rendang, makanan khas Minangkabau, Sumatera Barat, bukan sekadar hidangan biasa. Masakan berbahan dasar daging sapi ini telah menjadi simbol budaya, filosofi hidup, sekaligus ikon kuliner Indonesia yang mendunia.

Rendang awalnya hanya disajikan dalam acara adat, pesta pernikahan, hingga upacara keagamaan masyarakat Minang. Proses memasaknya yang panjang dan melibatkan banyak orang merefleksikan nilai musyawarah, persatuan, serta gotong royong. Filosofi inilah yang membuat rendang tidak hanya kaya rasa, tetapi juga kaya makna.

Sejarah mencatat, sejak abad ke-16 rendang telah diperkenalkan oleh para perantau Minang ke berbagai daerah di Nusantara, bahkan ke mancanegara. Teknik memasak lambat dengan santan dan rempah membuat rendang mampu bertahan lama selama perjalanan jauh, menjadikannya bekal ideal bagi para perantau.

Ciri khas rendang terletak pada teknik slow cooking. Daging dimasak berjam-jam hingga bumbu meresap sempurna, menghasilkan tekstur empuk dan cita rasa gurih pedas yang khas. Proses panjang ini sekaligus membuat rendang tahan lama tanpa perlu pendingin modern, menjadikannya makanan bernilai praktis sekaligus ekonomis.

Kekayaan rempah Nusantara menjadi kekuatan utama rendang. Santan, cabai, serai, lengkuas, kunyit, hingga bawang menciptakan perpaduan rasa yang kompleks. Setiap suapan menghadirkan sensasi gurih, pedas, dan aromatik yang membuat rendang selalu masuk dalam daftar kuliner favorit dunia.

Bagi masyarakat Minang, rendang adalah identitas budaya. Di mana pun perantau Minang berada, rendang hampir selalu hadir sebagai pengingat kampung halaman. Dari Malaysia, Singapura, hingga Eropa, rendang berhasil memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan tradisi kuliner yang kaya dan berkarakter.

Pengakuan dunia pun datang. CNN International pada 2011 dan 2017 menobatkan rendang sebagai “World’s 50 Most Delicious Foods” alias makanan terenak di dunia. Penghargaan ini tidak hanya mengangkat pamor rendang di kancah internasional, tetapi juga membuka peluang besar bagi kuliner Nusantara di pasar global.

Dari sisi ekonomi, pengakuan ini menjadi momentum bagi UMKM kuliner dan industri pariwisata Indonesia. Produk olahan rendang, baik instan maupun kemasan, kini dipasarkan hingga ke luar negeri. Hal ini turut mendorong ekspor makanan olahan, memperluas pasar, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

Inovasi pun terus berkembang. Selain daging sapi, rendang kini hadir dalam berbagai variasi seperti rendang ayam, paru, telur, hingga rendang vegan. Kreativitas ini menjawab permintaan pasar yang semakin beragam tanpa menghilangkan cita rasa autentik Minang.

Dengan segala nilai budaya, teknik masak, dan pengakuan global, rendang bukan hanya makanan, tetapi juga aset nasional. Ke depan, rendang berpotensi menjadi ikon diplomasi kuliner Indonesia, sekaligus daya tarik pariwisata yang mampu bersaing di pasar internasional.