JAKARTA,Cobisnis.com - Penguatan saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) belakangan ini dinilai oleh Founder WH Project, William Hartarto, lebih disebabkan oleh sentimen positif dari tren harga komoditas minyak kelapa sawit (CPO) yang sedang menguat. Namun, William melihat saham AYLS cenderung menjadi pilihan alternatif bagi para investor dengan horizon investasi jangka pendek.
“Untuk saham AYLS saat ini hanya menjadi pilihan alternatif. Hanya alternatif, di mana masa transaksi investor hanya sementara alias trading harian saja,” ucap William melalui keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).
William menambahkan bahwa penguatan harga saham AYLS saat ini tidak sejalan dengan kinerja keuangan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, AYLS masih mencatatkan kerugian yang cukup dalam. Meskipun demikian, ia tetap merekomendasikan saham AYLS untuk strategi buy on weakness dengan rentang harga antara 106 hingga 120.
“Kalau dari sisi faktor kinerja keuangan tidak pengaruh ke penguatan saham AYLS, justru secara year on year (YoY) kerugiannya makin dalam,” imbuh William.
Ia juga mengamati bahwa penguatan saham-saham CPO lainnya menjadikan AYLS sebagai pilihan alternatif dengan pergerakan yang cenderung dimanfaatkan untuk keluar dalam satu atau dua hari, terhitung sejak pergerakannya di bulan April yang menunjukkan tren penguatan.
Berbeda pandangan, Analis MNC Sekuritas, Herditya, menjelaskan bahwa secara teknikal, posisi saham AYLS saat ini sedang berada dalam fase uptrend yang didukung oleh munculnya volume pembelian.
“Secara timeframe mingguan, penguatannya telah menembus MA20 dan dari sisi indikator lain, di mana MACD sudah mulai menyempit di area negatif dan berpeluang membentuk adanya goldencross. Dari Stochastic pun masih menunjukkan adanya potensi penguatan ke area overbought,” pungkas Herditya.
Herditya memberikan level support AYLS berada di 78 dengan level resistance di 96, serta target terdekat di rentang 102-116.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AYLS pada penutupan perdagangan Desember 2024 berada di level 129, dan saat ini harga saham perusahaan di sektor CPO tersebut berada di level 92, atau mengalami penurunan sebesar 28,68%. Sementara itu, penjualan AYLS tercatat mengalami peningkatan hingga Rp 311,35 juta, namun perseroan masih membukukan kerugian sebesar Rp 505,47 juta pada kuartal I-2025.
“Untuk saham AYLS saat ini hanya menjadi pilihan alternatif. Hanya alternatif, di mana masa transaksi investor hanya sementara alias trading harian saja,” ucap William melalui keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).
William menambahkan bahwa penguatan harga saham AYLS saat ini tidak sejalan dengan kinerja keuangan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, AYLS masih mencatatkan kerugian yang cukup dalam. Meskipun demikian, ia tetap merekomendasikan saham AYLS untuk strategi buy on weakness dengan rentang harga antara 106 hingga 120.
“Kalau dari sisi faktor kinerja keuangan tidak pengaruh ke penguatan saham AYLS, justru secara year on year (YoY) kerugiannya makin dalam,” imbuh William.
Ia juga mengamati bahwa penguatan saham-saham CPO lainnya menjadikan AYLS sebagai pilihan alternatif dengan pergerakan yang cenderung dimanfaatkan untuk keluar dalam satu atau dua hari, terhitung sejak pergerakannya di bulan April yang menunjukkan tren penguatan.
Berbeda pandangan, Analis MNC Sekuritas, Herditya, menjelaskan bahwa secara teknikal, posisi saham AYLS saat ini sedang berada dalam fase uptrend yang didukung oleh munculnya volume pembelian.
“Secara timeframe mingguan, penguatannya telah menembus MA20 dan dari sisi indikator lain, di mana MACD sudah mulai menyempit di area negatif dan berpeluang membentuk adanya goldencross. Dari Stochastic pun masih menunjukkan adanya potensi penguatan ke area overbought,” pungkas Herditya.
Herditya memberikan level support AYLS berada di 78 dengan level resistance di 96, serta target terdekat di rentang 102-116.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AYLS pada penutupan perdagangan Desember 2024 berada di level 129, dan saat ini harga saham perusahaan di sektor CPO tersebut berada di level 92, atau mengalami penurunan sebesar 28,68%. Sementara itu, penjualan AYLS tercatat mengalami peningkatan hingga Rp 311,35 juta, namun perseroan masih membukukan kerugian sebesar Rp 505,47 juta pada kuartal I-2025.