Jamkrindo

Sepi Bus PO, Tantangan Terbesar Pengelolaan Terminal Tipe A oleh Kemenhub

Oleh Saeful Imam pada 05 Jul 2024, 16:00 WIB

Terminal sepi bus po

JAKARTA, COBISNIS.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan bahwa banyak perusahaan otobus (PO) kini enggan menggunakan terminal tipe A, yang menjadi salah satu alasan terminal-terminal bus semakin sepi pengunjung.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Risyapudin Nursin, menjelaskan bahwa ketidakramaiannya terminal dari bus-bus PO disebabkan oleh kecenderungan para pemilik PO untuk membangun pangkalan atau pool mereka sendiri.

Risyapudin menyatakan bahwa pengusaha angkutan bus saat ini lebih memilih untuk berinvestasi di pool mereka masing-masing, sehingga merasa berat untuk memasuki area terminal.

Menurutnya, beberapa perusahaan seperti Juragan 99 dan Aerobus telah membangun pool sendiri, yang menjadi salah satu tantangan bagi Kemenhub untuk menarik kembali bus PO dan masyarakat ke terminal Tipe A.

Untuk mengatasi hal ini, Kemenhub berusaha meningkatkan daya tarik terminal dengan melakukan revitalisasi, mengoptimalkan, dan mendigitalisasi pelayanan di terminal-terminal.

Selain itu, mereka mempertimbangkan pemberian insentif bagi PO yang aktif menggunakan terminal serta pelaku UMKM yang menyewa tenant di terminal. Risyapudin menambahkan bahwa pendekatan persuasif melalui asosiasi Organda juga dipertimbangkan untuk mengajak para pengusaha bus menggunakan terminal.

Namun, Risyapudin menekankan bahwa tantangan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemenhub, tetapi juga melibatkan kepolisian, terutama dalam pelaksanaan ramp check, pengecekan kelaikan kendaraan, dan memastikan keselamatan dalam berlalulintas.

Dia menegaskan bahwa pengawasan perjalanan bus merupakan tanggung jawab bersama antara Kemenhub dan kepolisian.

Sebelumnya, Kemenhub mencatat bahwa terdapat 128 terminal bus tipe A di Indonesia, dengan 112 di antaranya berada di bawah wewenang Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.

Namun, pengelolaan terminal-terminal bus ini menghadapi sejumlah tantangan. Risyapudin mengungkapkan bahwa sebagian besar terminal ini berada di lokasi yang kurang strategis dan kondisinya tidak terawat, bahkan tiga dari 112 terminal yang diserahkan pemerintah daerah kepada Kemenhub sudah tidak beroperasi.